Richard Lee Bela Korban Pelecehan Seksual oleh Oknum Kiai

Richard Lee Bela Korban Pelecehan Seksual. - Foto Istimewa--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Richard Lee, aktivis dan musisi yang dikenal vokal dalam berbagai isu sosial, menunjukkan sikap tegas dalam membela dua perempuan muda yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh seorang oknum kiai di Bekasi. Kisah pilu yang dialami korban, yang bahkan sudah berlangsung sejak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, memantik kemarahan dan keprihatinan Richard.

Kedua korban mengungkapkan bahwa tindakan tidak pantas itu terjadi berulang kali saat mereka masih anak-anak. Kepercayaan yang seharusnya mereka miliki kepada sosok kiai yang selama ini dianggap sebagai panutan, justru berubah menjadi pengalaman traumatis yang menghantui hingga dewasa. Mereka menghadapi dilema berat karena ketidaksiapan lingkungan sekitar dalam menyikapi pelecehan yang dilakukan oleh tokoh yang berposisi kuat dalam masyarakat.

Mendengar langsung cerita tersebut, Richard Lee menegaskan pentingnya dukungan terhadap korban agar mereka tidak merasa terisolasi. Ia menilai bahwa kasus-kasus seperti ini harus ditangani dengan serius oleh aparat hukum dan lembaga sosial. Menurut Richard, jika dibiarkan, pelecehan seksual oleh figur berpengaruh tidak hanya merusak kehidupan korban, tetapi juga menggerus kepercayaan masyarakat terhadap institusi keagamaan.

Richard bahkan siap turun tangan secara langsung untuk membantu korban mendapatkan pendampingan hukum dan psikologis. Ia menyerukan agar media, organisasi keagamaan, dan lembaga advokasi bekerja sama memperkuat perlindungan bagi korban, sekaligus meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya pelecehan seksual, terutama yang melibatkan figur otoritas.

Permasalahan utama yang dihadapi korban pelecehan seksual antara lain rasa takut dan malu untuk melapor, kesulitan mengumpulkan bukti, serta stigma sosial yang melekat. Selain itu, proses hukum yang panjang dan berat sering membuat korban enggan melanjutkan perjuangan mencari keadilan. Oleh sebab itu, Richard berpendapat bahwa dukungan nyata dan sistem pendampingan yang komprehensif sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan korban secara fisik dan mental.

Richard juga menuntut agar penegak hukum dan institusi keagamaan mengambil langkah tegas dalam menindak oknum pelaku, termasuk melakukan audit internal dan transparansi dalam penanganan kasus. Ia percaya bahwa perlindungan anak dan perempuan harus menjadi prioritas utama demi menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa pelecehan seksual tidak mengenal batas usia maupun status sosial. Oleh karena itu, masyarakat harus bersatu dalam mendukung korban dan membangun sistem yang mampu mencegah serta menangani kasus-kasus serupa secara adil dan transparan. (*/lusi)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan