Pelestarian Budaya, Buaynyerupa Salurkan Bantuan Pakaian Adat
Pemerintah Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, merealisasikan program DD Tahun Anggaran 2025 dengan menyalurkan bantuan pakaian adat Lampung kepada masyarakat.--
SUKAU – Pemerintah Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, merealisasikan program Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2025 dengan menyalurkan bantuan pakaian adat Lampung kepada masyarakat. Program ini menjadi salah satu langkah nyata pemerintah pekon dalam menjaga kelestarian budaya sekaligus mendukung kegiatan adat dan keagamaan di tingkat pekon.
Peratin Buaynyerupa, Ahmad Naser, menjelaskan bahwa bantuan pakaian adat ini diberikan agar masyarakat lebih mudah dalam melaksanakan berbagai kegiatan seremonial, mulai dari upacara adat, hajatan, hingga kegiatan keagamaan yang kerap menggunakan pakaian tradisional.
“Selama ini, banyak warga yang kesulitan mendapatkan pakaian adat karena harganya relatif mahal. Dengan adanya bantuan ini, kami berharap masyarakat bisa lebih aktif menjaga dan melestarikan tradisi Lampung tanpa terbebani biaya tambahan,” kata Naser.
Menurutnya, pelestarian budaya tidak cukup hanya dengan melaksanakan acara adat, tetapi juga harus ditopang dengan penyediaan sarana pendukung, termasuk pakaian adat yang menjadi simbol identitas masyarakat Lampung.
“Pakaian adat adalah kebanggaan kita. Dengan seragam adat yang layak, kegiatan di tingkat pekon akan lebih khidmat, dan generasi muda pun semakin mengenal warisan budayanya,” tambahnya.
Program bantuan pakaian adat ini merupakan salah satu realisasi Dana Desa 2025 Pekon Buaynyerupa selain pembangunan infrastruktur dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah pekon menekankan bahwa alokasi dana untuk sektor budaya sejalan dengan regulasi yang mendorong desa tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga aspek sosial dan kultural.
Masyarakat pun menyambut baik program tersebut. Salah seorang tokoh adat setempat mengungkapkan rasa syukur karena bantuan ini memudahkan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan adat yang sebelumnya terkendala biaya sewa pakaian.
Program ini sekaligus menjadi contoh bagaimana dana desa dapat diarahkan untuk kebutuhan pelestarian budaya. “Kami ingin menunjukkan bahwa Dana Desa bukan hanya untuk pembangunan jalan atau sarana fisik, tetapi juga bisa memperkuat jati diri masyarakat melalui budaya,” ujar dia.
Dengan adanya bantuan ini, diharapkan kegiatan adat di Pekon Buaynyerupa semakin semarak, generasi muda semakin dekat dengan warisan leluhur, dan masyarakat semakin bangga dengan identitas budayanya. (edi/lusiana)