Kolaborasi Rikolto–Pemkab Lambar, Perkuat Komoditas Kopi dan Kakao

RIKOLTO menegaskan komitmennya mendukung program pemerintah dalam mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif pada 2025. Foto Dok --
BALIKBUKIT – Rikolto menegaskan komitmennya mendukung program pemerintah dalam mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif pada 2025. Fokus utama diarahkan kepada penguatan petani kopi dan kakao di Kabupaten Lampung Barat.
Komitmen ini disampaikan melalui pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dibahas secara virtual bersama pemerintah daerah. Dari Lampung Barat, kegiatan tersebut diikuti oleh Kepala Bappeda Tri Umaryani, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Yudha Setiawan, serta para kepala bidang terkait.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat Yudha Setiawan menyatakan dukungan penuh terhadap program tersebut. Ia menyebut, kerja sama yang telah terjalin menunjukkan kontribusi nyata Rikolto bagi petani setempat.
Menurut dia, RKT ini merupakan implementasi dari Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Rikolto dan Kementerian Dalam Negeri yang ditandatangani pada 16 Januari 2025. MSP tersebut menjadi dasar hukum satu-satunya dalam pelaksanaan kerja sama periode 2025–2027.
Lanjut dia, Rikolto menyelaraskan visinya dengan pemerintah, melalui tiga pilar kerja utama yang telah disepakati dalam rencana induk kegiatan yaitu Produksi pangan berkelanjutan, pasar inklusif dan lingkungan yang mendukung
Selain itu, Rikolto menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam penguatan sistem pangan. Melalui program ini, anak muda akan didorong untuk terjun ke sektor pertanian dengan dukungan teknologi, pengembangan rantai nilai, serta peluang pasar produk sehat dan ramah lingkungan.
Melalui pelaksanaan RKT, Rikolto menargetkan capaian berikut di tingkat petani pedesaan, perkotaan, dan pinggiran kota, termasuk perempuan dan pemuda yaitu peningkatan kapasitas petani dalam praktik pertanian regeneratif dan cerdas iklim, aktivasi demoplot sebagai sarana pembelajaran, produksi hasil pertanian sesuai standar nasional dan internasional, akses pasar yang lebih luas dan berkelanjutan dan partisipasi aktif petani dalam pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan lokal
“Program kakao dan kopi akan difokuskan di sejumlah kecamatan di Lampung Barat, yaitu Sekincau, Batu Ketulis, Belalau, Pagar Dewa, Gedung Surian, Suoh dan Bandar Negeri Suoh,” katanya
Seraya menambahkan, pendanaan utama program berasal dari JDE (Jacobs Douwe Egberts) Belanda dan CISU (Civil Society in Development), dengan tambahan dana pendamping dari lembaga pendanaan lain.
Sementara Kepala Bappeda Lampung Barat Tri Umaryani menyambut baik dukungan pendanaan tersebut. “Alhamdulillah kolaborasi dengan pihak mitra harus terus kita kuatkan ditengah-tengah keterbatasan anggaran kita. Salah satu komoditi unggulan kita, yaitu kopi, perlu mendapatkan perhatian serius dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah. Namun demikian, mengingat kondisi keuangan kita yang terbatas, upaya-upaya kolaborasi seperti ini yang sangat kita harapkan,” tegas dia. (lusiana)