Balibo Five: 50 Tahun Tragedi yang Belum Terungkap

--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO –
Lima puluh tahun setelah tragedi berdarah di Balibo, putra salah satu jurnalis yang tewas, Evan Shackleton, kembali menapaki tanah yang menjadi saksi akhir ayahnya bertugas. Di kota kecil perbatasan Timor-Leste itu, kenangan kelam masa lalu kembali terasa kuat, membawa duka yang belum juga terhapus bagi keluarga besar para korban.
Tragedi yang menimpa Greg Shackleton dan empat jurnalis lainnya — Gary Cunningham, Brian Peters, Malcolm Rennie, dan Anthony Stewart — menjadi salah satu noda hitam dalam sejarah jurnalisme dunia. Kelimanya, yang dikenal sebagai Balibo Five, dibunuh saat meliput invasi Indonesia ke Timor Timur pada 1975.
Selama puluhan tahun, keluarga korban terus memperjuangkan keadilan. Namun, baik pemerintah Indonesia maupun Australia belum pernah mengakui secara resmi kesalahan ataupun meminta maaf. Sebaliknya, kematian para jurnalis itu kerap disebut akibat baku tembak, padahal hasil penyelidikan koroner Australia pada 2007 menyebut mereka sengaja dibunuh oleh militer Indonesia.
Sosok yang disebut memimpin eksekusi adalah perwira pasukan khusus Indonesia, Yunus Yosfiah. Ia bahkan sempat menjabat Menteri Penerangan di era Presiden B.J. Habibie dan kini dikenal sebagai tokoh senior partai politik yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Meski hasil penyelidikan menyebutkan kejahatan perang, tidak ada tindakan hukum yang diambil hingga kini.
Di Australia, kekecewaan keluarga korban juga mendalam. Mereka menilai pemerintah negaranya turut menutupi fakta demi menjaga hubungan diplomatik dengan Indonesia. Penyelidikan kejahatan perang yang dibuka pada masa pemerintahan Kevin Rudd akhirnya ditutup tahun 2014 oleh Kepolisian Federal Australia karena alasan “kurangnya bukti”. Dokumen lengkap hasil penyelidikan itu, yang dikenal sebagai Berkas Balibo, belum pernah dipublikasikan.
Kini, generasi kedua keluarga korban, seperti Evan Shackleton, kembali menegaskan tekad untuk menjaga ingatan atas peristiwa itu. Dalam peringatan 50 tahun tragedi Balibo, hanya Evan yang hadir mewakili keluarga besar Balibo Five. Ia disambut hangat oleh warga Timor-Leste yang menjadikan tanggal 16 Oktober sebagai Hari Kebebasan Pers Nasional.
Balibo House Trust, lembaga yang berbasis di Melbourne, terus mendukung sekolah dan organisasi lokal di Balibo, memastikan semangat lima jurnalis pemberani itu tidak padam. Bagi rakyat Timor-Leste, kisah Balibo bukan sekadar sejarah kelam, tetapi juga simbol perjuangan terhadap kebebasan pers dan kemanusiaan yang harus terus diingat dunia.