Rusia Luncurkan Kapal Selam Nuklir Khabarovsk Bawa Torpedo Poseidon
Jet Tempur Jepang Cegat Pengebom Nuklir Rusia di Laut Jepang--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO — Rusia baru-baru ini meluncurkan kapal selam nuklir terbaru bernama Khabarovsk, dirancang khusus untuk membawa torpedo Poseidon, senjata bawah laut bertenaga nuklir yang dianggap sebagai ancaman strategis global. Kapal selam ini merupakan bagian dari Proyek 09851, yang telah dikembangkan secara rahasia sejak 2014, dan menonjol karena kemampuannya bergerak tanpa terdeteksi di laut dalam.
Hanya dua kapal selam di dunia yang mampu membawa Poseidon, termasuk Khabarovsk dan Belgorod. Keberhasilan Rusia menciptakan Khabarovsk menegaskan kemampuan rekayasa angkatan lautnya, dengan teknologi propulsi nuklir canggih dan desain stealth untuk menghindari deteksi sonar.
Khabarovsk menggunakan reaktor nuklir yang ringkas namun bertenaga, memungkinkan operasi panjang di kedalaman laut yang sulit dijangkau sistem pertahanan Barat. Kapal ini dirancang sebagai respons Moskow terhadap sistem pertahanan rudal global dari AS dan NATO, yang dianggap mengancam kemampuan penangkalan nuklir Rusia.
Torpedo Poseidon bukan senjata konvensional. Dengan hulu ledak dua megaton, senjata ini dapat menciptakan gelombang pasang raksasa dan menyebarkan radiasi dalam skala luas. Radius kerusakan dari ledakan ini diperkirakan meliputi zona kehancuran total hingga 5 km, kerusakan parah hingga 6,4 km, kerusakan sedang sampai 16 km, dan radiasi termal fatal dalam radius hingga 32 km.
Khabarovsk memiliki panjang 135 meter dan dirancang dari awal untuk membawa Poseidon, menjadikannya tulang punggung baru dalam sistem pencegah nuklir Rusia. Kapal ini meningkatkan kemampuan Moskow untuk melancarkan serangan nuklir kedua jika infrastruktur nuklir utama diserang terlebih dahulu. Poseidon mampu beroperasi secara otonom di kedalaman laut, melewati pertahanan rudal Barat.
Meski rincian penggunaan Khabarovsk masih misterius, beberapa spekulasi menyebut kapal ini bisa digunakan untuk memburu armada tertentu atau mendukung strategi pencegahan nuklir. NATO, meski lebih unggul dalam perang antikapal selam, kini menghadapi tantangan baru dari teknologi bawah laut Rusia. Inggris bahkan telah meluncurkan proyek "Benteng Atlantik" untuk meningkatkan deteksi dan pengawasan kapal selam di Samudra Atlantik Utara.
Secara keseluruhan, peluncuran Khabarovsk menandai lompatan signifikan dalam kemampuan pertahanan laut Rusia, menegaskan posisi negara ini sebagai kekuatan yang mampu mengembangkan dan memanfaatkan senjata nuklir bawah laut dalam strategi keamanan global yang semakin kompleks.