BI Dorong Bank Turunkan Suku Bunga Usai Purbaya Titip Rp200 T
Gubernur BI Perry Warjiyo berpendapat seharusnya suku bunga perbankan segera turun karena sudah ada titipan Rp200 triliun dari Menkeu Purbaya ke lima bank. Antara Foto (1)--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta industri perbankan segera menurunkan suku bunga kredit dan deposito. Desakan itu muncul setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memindahkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah dari rekening BI ke bank umum, sehingga menambah jumlah likuiditas di sistem keuangan.
Perry menegaskan kondisi likuiditas saat ini sudah jauh lebih longgar, baik dari kebijakan moneter maupun makroprudensial. Penempatan SAL di perbankan otomatis membuat ketersediaan dana semakin berlebih, sehingga sudah tidak ada alasan bagi bank menahan suku bunga tinggi.
“Likuiditas kita sudah ekspansi dari moneter dan makroprudensial, ditambah lagi Pak Menteri Keuangan menambah likuiditas dari SAL yang semula dari rekening pemerintah di BI dipindahkan ke bank,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) secara virtual, Rabu (19/11).
Dengan tambahan suplai likuiditas tersebut, Perry menekankan bahwa penurunan suku bunga harus dilakukan segera agar transmisi pelonggaran kebijakan moneter dapat berjalan maksimal. “Likuiditas sudah berlebih, suku bunga perlu cepat turun, suku bunga depositonya maupun suku bunga kredit,” tegasnya.
Selain meminta bank menurunkan suku bunga, BI juga mendorong lembaga keuangan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor riil. Menurut Perry, sektor produktif membutuhkan dukungan biaya pinjaman yang lebih rendah agar kapasitas usaha dapat meningkat dan aktivitas ekonomi bergerak lebih cepat.
Tidak hanya dari sisi penawaran kredit, BI bersama pemerintah juga menggenjot demand. Perry mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi intens dengan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono untuk mempercepat belanja pemerintah, baik belanja kementerian/lembaga maupun perlindungan sosial.
Percepatan belanja ini dinilai penting untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga dan mendorong kegiatan produksi pelaku usaha. Dengan begitu, permintaan kredit dari sektor riil dapat meningkat secara alami.
“Dengan ekspansi fiskal ini diharapkan konsumsi masyarakat, investasi dunia usaha, dan produksi dari dunia usaha meningkat sehingga meningkatkan permintaan kredit dari sektor riil,” kata Perry.
Sejalan dengan kebijakan fiskal yang ekspansif dan moneter yang longgar, pemerintah dan BI berharap efektivitas transmisi perbankan berlangsung cepat sehingga pemulihan ekonomi dapat lebih kuat menuju akhir tahun dan awal 2026.(*/edi)