Jelang Libur Nataru, Pengelola Pantai Diminta Siaga Total
BPBD Pesbar imbau pengelola pantai ketat pengawasan jelang libur Nataru. Foto Dok --
PESISIR TENGAH - Menjelang periode libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) yang diprediksi akan meningkatkan mobilitas masyarakat ke berbagai destinasi wisata, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) kembali mengingatkan kepada seluruh pengelola objek wisata pantai untuk memperketat kesiapsiagaan, terutama dalam menyediakan fasilitas pertolongan darurat guna meminimalkan risiko kecelakaan laut yang kerap meningkat saat kunjungan wisata ramai.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPBD Pesbar, Roby Arfan, S.H., M.H., mengatakan kesiapan fasilitas penyelamatan di kawasan wisata pantai menjadi aspek yang tidak dapat ditawar. Meskipun Pesbar dikenal memiliki bentang pantai yang indah dan menjadi daya tarik utama wisatawan lokal dan luar daerah, tapi pengelolaan aspek keselamatan masih membutuhkan perhatian lebih serius. Beberapa lokasi wisata pantai, baik yang dikelola secara mandiri oleh perorangan maupun oleh Pemerintah Pekon, masih belum memiliki peralatan penyelamatan yang memadai untuk menangani situasi darurat.
“Keberadaan fasilitas alat pertolongan di lokasi wisata pantai untuk menjaga keselamatan pengunjung itu jelas cukup penting. Saat ini sejumlah pantai di Kabupaten Pesbar masih kekurangan peralatan penyelamatan yang memadai. Padahal, kecelakaan di perairan, seperti kejadian pengunjung tenggelam atau terseret arus, bisa terjadi kapan saja,” katanya.
Dijelaskannya bahwa penyediaan sarana keselamatan bukan sekadar pelengkap, tetapi merupakan kebutuhan prioritas yang wajib dipenuhi oleh pengelola destinasi wisata pantai. Peralatan standar yang harus tersedia di titik-titik rawan, antara lain pelampung penyelamat, ring buoy, ban dalam mobil yang terisi angin, serta tali khusus penyelamatan yang memadai. Ketersediaan peralatan tersebut diyakini dapat mempercepat proses pertolongan pertama apabila terdapat pengunjung yang mengalami kondisi membahayakan akibat arus laut maupun kelalaian saat berenang.
“Untuk itu, kita berharap pengelola pantai segera menyediakan berbagai alat yang dibutuhkan untuk pertolongan pertama di laut,” ujarnya.
Masih kata dia, sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya, musim libur akhir tahun selalu menjadi periode dengan lonjakan kunjungan wisata tertinggi. Gelombang wisatawan dari berbagai daerah umumnya memadati pantai-pantai di Pesbar, mulai dari kawasan wisata Pantai Labuhan Jukung, Pantai Tanjung Setia, Mandiri Beach, hingga sejumlah pantai yang dikelola oleh Pemerintah Pekon di berbagai wilayah kecamatan.
“Kita tahu, setiap tahun libur Natal dan Tahun Baru, jumlah wisatawan yang datang ke pantai-pantai di Kabupaten Pesbar meningkat. Untuk itu, kita harus lebih siap dalam mengantisipasi kemungkinan kecelakaan laut yang bisa terjadi,” jelasnya.
Menurut Roby, kesiapsiagaan bukan hanya menyangkut penyediaan peralatan. Kesadaran pengelola dan pemahaman wisatawan mengenai batasan keamanan juga menjadi hal penting yang harus terus disosialisasikan. Karena itu, BPBD Pesbar juga mengimbau agar pengelola pantai memasang papan peringatan dan memberikan edukasi langsung kepada wisatawan mengenai zona aman dan larangan berenang, terutama di titik-titik dengan kondisi ombak tinggi dan arus kuat.
Selain itu, BPBD akan terus berupaya meningkatkan kualitas respon cepat terhadap insiden darurat terutama bagi petugas BPBD maupun pihak terfkait lainnya seperti teknik dasar pertolongan pertama di air, prosedur evakuasi korban, hingga koordinasi dengan tim penanganan bencana lainnya. Dengan begitu mudah-mudahan upaya yang terus dilakukan itu bisa berdampak baik terutama bagi masyarakat maupun pengelola wisata di Pesbar ini.
“Langkah-langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, serta mengurangi potensi risiko yang mungkin timbul saat berkunjung di kawasan wisata pantai yang ada di Pesbar ini,” pungkasnya. (yayan/*)