Puluhan Hektar Sawah yang Terancam Gagal Panen Berhasil Dicegah
05032024--
SUKAU - Kerusakan saluran irigasi utama atau primer yang sebelumnya mengakibatkan puluhan hektar tanaman padi di Atakh Kuripan, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat terancam gagal panen, kini telah berhasil ditanggulangi oleh Pemkab setempat.
Meski penanganan masih bersifat sementara, namun pasokan air yang sebelumnya putus total saat ini sudah kembali normal setelah Dinas PUPR mengalokasikan bantuan pipa yang kemudian dipasang secara gotong royong oleh masyarakat setempat.
Pj Peratin Buaynyerupa Edi Alekson melalui Jurtul Amrah Bangsawan mengatakan, penanggulangan kerusakan irigasi akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu itu dilakukan dengan memasang pipa jaringan untuk menjaga agar pasokan air tetap stabil.
“Penanggulangan masih bersifat sementara, karena belum bisa dianggarkan dari APBD tahun ini. Sehingga penanganan baru dilakukan dengan memasang pipa 12 inch agar air tetap bisa mengaliri persawahan. Pemasangan pipa dilakukan secara gotong royong oleh warga,” kata Amrah.
Akan tetapi, meski telah tertanggulangi, warga tetap berharap agar Pemkab Lampung Barat dapat memprioritaskan penanganan secara permanen atau membangun ulang irigasi tersebut dengan sistem betonisasi.
“Karena penanganan masih sementara jadi belum bisa dikatakan aman, sebab irigasi permanen saja bisa ambrol saat diterjang banjir, apalagi hanya pipa. Jadi warga berharap supaya irigasi ini bisa dibangun ulang secara permanen untuk menjaga agar pasokan air tetap normal, karena ada puluhan hektar sawah yang menggantungkan suplay air dari irigasi utama ini,” imbuhnya.
Seperti diberitakan, sebelumnya kerusakan saluran irigasi yang ambrol akibat dihantam banjir Way Asahan di Atakh Kuripan, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, itu sebelumnya langsung mendapat respon cepat dari Pemkab setempat.
Usai diberitakan, Pj Bupati Lampung Barat Nukman didampingi para kepala OPD, unsur pemerintah kecamatan dan aparatur pekon langsung melakukan peninjauan kelokasi.
Dalam peninjauan itu, Nukman memerintahkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera melakukan penanganan yang bersifat kedaruratan untuk mengantisipasi agar tanaman padi petani di wilayah tersebut tidak gagal panen.
“Mengingat rusaknya saluran irigasi ini membuat petani terancam gagal panen maka kami sudah perintahkan pihak BPBD untuk segera melakukan penanganan kedaruratan untuk menyelamatkan tanaman padi tahun ini. Itu akan segera dilakukan,” ucap Nukman.
Selain penanganan kedaruratan, pihaknya juga telah memerintahkan Dinas PUPR untuk segera menghitung dan merencanakan penanganan jangka panjang. Hal itu dilakukan untuk menjamin kelancaran kegiatan usaha petani di wilayah tersebut.
“Kalau kedaruratan kan sifatnya sementara, dan untuk jangka panjang kami sudah minta Dinas PUPR untuk memprioritaskan penanganan permanen supaya fungsi saluran irigasi ini kembali optimal sehingga tidak menggangu kegiatan usaha petani,” imbuhnya
Diketahui, kerusakan saluran irigasi itu merupakan kali keduanya terjadinya. Saat kerusakan pertama warga sempat melakukan perbaikan secara swadaya, namun belum lama ditangani, saluran irigasi kembali rusak dihantam banjir Way Asahan.
Defit, salah seorang petani di wilayah itu mengatakan rusaknya saluran irigasi itu berdampak pada kegiatan usaha tanam padi, yang tercatat ada puluhan hektar sawah terancam gagal panen. “Kerusakan irigasi ini membuat para petani terancam gagal panen, tanaman padi yang saat ini memasuki usia tanam rata-rata satu bulan sudah kekurangan pasokan air,” ujarnya.