Pemiliharaan dan BBM Armada Damkar Disorot

Ilustrasi Armada Damkar--

Sementara itu berdasarkan keterangan dari sumber terpercaya, dalam satu bulan pihaknya hanya menerima sekitar Rp200 ribu untuk pembelian BBM solar, itupun dilihat dari berapa kali armada Damkar beroperasi. 

”Rp200 ribu (untuk pembelian BBM) dalam sebulannya, kadang-kadang enggak sampai segitu," ujar salah seorang petugas Damkar yang mewanti-wanti agar namanya tidak ditulis.

Untuk diketahui, Satuan Polisi Pamong Praja, Pemadam Kebakaran dan penyelamatan  Lampung Barat mencatat, 53 kasus kebakaran terjadi selama tahun 2023, kerugian capai Rp1,5 miliar, yang didominasi kebakaran yang terjadi selama 2023 didominasi kebakaran hutan dan lahan karhutla (Karhutla).

Ada 30 kasus kebakaran yang terjadi, yang tidak semuanya dilakukan pemadaman menggunakan armada Damkar, sedangkan rumah ada 22 kasus kebakaran dan satu kasus lain nya yaitu kebakaran sebuah kendaraan. 

Selain terkait anggadan BBM untuk Armada Damkar, tahun anggaran 2023 Satuan Polisi Pamong Praja, Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Lampung Barat, mengalokasikan sebesar Rp72.000.000 untuk biaya pemeliharaan kendaraan Dinas Operasional Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Pengendalian dalam daerah.

Namun miris, kondisi armada Damkar di kabupaten setempat jauh dari kata layak. Salah satunya armada Damkar yang ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan Waytenong, Pompa PTO (Power Take-Off) Damkar tersebut tidak berfungsi, sehingga pengoperasian terkendala.

Haiza Rinsa membenarkan terkait alokasi yang disiapkan untuk pemeliharaan Armada Damkar di tahun anggaran 2023.

Hanya saja, Haiza mengaku anggaran tersebut dialokasikan untuk pemeliharaan armada Damkar di enam UPTD, yakni UPTD Sukau, Balikbukit, Belalau, Waytenong, Sumberjaya dan Kebuntebu. 

”Iya, tetapi anggaran tersebut untuk pemeliharaan armada di enam UPTD, sehingga tidak difokuskan untuk pemeliharaan satu armada saja," ungkap Haiza, Jumat 31 Mei 2024.

Kerusakan yang terjadi pada Armada Damkar UPTD Way Tenong, kata dia, merupakan kerusakan cukup berat dimana pompa PTO mengalami kerusakan, dan itu sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Kendaraannya juga merupakan kendaraan tua, berumur 20 tahun. Sehingga memamg sudah layak untuk dilakukan pemeremajaan.

”Anggaran pemeliharaan tidak bisa diperuntukkan untuk satu Damkar saja, melainkan pemeliharan semuanya, nah untuk yang di Way Tenong ini PTO-nya yang rusak, dan itu harus kami koordinasikan terlebih dahulu kepada pihak ketiga yang khusus menangani Damkar, anggaran rehab berat diupayakan di APBD perubahan," tandasnya. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan