Harga LPG Tabung 3 Kg Terus Naik, Warga Makin Tergencet

Ilustrasi LPG --

WAYTENONG - Terjadinya kelangkaan dan mahalnya  tabung  gas elpiji  (lpg) ukuran tiga kilogram (Kg) subsidi pemerintah  membuat warga menjerit. 

Susi Susanti, seorang ibu rumah tangga di Pekon Sukananti, Kecamatan Way Tenong,  dirinya harus hilir mudik mencari di mana adanya tabung gas.  Setelah didapat harga jual dari warung naik Seratus persen (100,%) dari Harga Eceran Tertinggi (HET). 

"Luar biasa susah banget cari gas kalaupun dapat tentu harganya sangat mahal banget" ujarnya .

Karena itu dia berharap harga kembali normal dan ketersediaan gas elpiji di pangkalan maupun di warung warung normal kembali. "Saya berharap harga normal seperti biasa," keluhnya. 

Perlu diketahui Pendistribusian lpg Tabung 3 Kg perlu dilakukan secara tepat sasaran mengingat lpg Tabung 3 Kg ini juga merupakan barang penting sesuai ketentuan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015.

Selain itu juga memiliki sasaran pengguna yakni rumah tangga untuk memasak, usaha mikro untuk memasak, nelayan sasaran, dan petani sasaran, sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019.

Satu agen resmi yang minta di rahasiakan namanya mengatakan, pada dasarnya pendistribusian gas lpg tiga kilogram normal sesuai dengan stok yang ditetapkan.

Hanya saja penyebab kelangkaan dan naiknya harga di warung eceran lantaran pengunaan dimasyarakat meningkat, sejalan dengan masuknya musim kopi yang harganya melambung tinggi. 

"Minat beli masyarakat meningkat, dan dengan keterbatasan stok terjadi kenaikan harga di kios pengecer yang dipicu warga berebutan," kata dia.

Di jelaskannya sesuai ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) Gas lpg tiga kilogram Rp18 ribu dan kios resmi menjual ke pengecer Rp20 ribu termasuk biaya angkut dan jasa naik turun. Artinya standar ke warga antara Rp22 sampai 23 ribu/tabung. 

Dan untuk menyikapi kondisi yang terjadi saat ini solusinya di as terkait pemerintah melakukan penambahan kuota dengan PT Pertamina. "Jika tidak ada penambahan stok maka kondisi akan terus seperti ini lantaran permintaan masyarakat meningkat, yang sebelumnya pengunaan api dapur kadang kayu bakar kadang gas faktor paceklik, dengan kesibukan kerja maka mengunakan gas. Begitu juga UMKM seperti pedagang bakso dengan meningkatnya pembeli meningkat juga biaya produksi," tandasnya. *

Tag
Share