Terpuruknya Kopi Vietnam dan Brazil, Berkah Bagi Petani di Lampung Barat

PANEN KOPI: Tampak petani kopi di Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat sedang memetik buah kopi. Harga jual kopi saat ini mencapai Rp70 Ribu Perkilogram. Foto Yogi Astrayuda --

BALIKBUKIT -  Kerusakan yang terjadi pada tanaman kopi di Negara Brazil dan Vietnam, membawa keberkahan tersendiri bagi petani kopi di Provinsi Lampung tak terkecuali di Kabupaten Lampung Barat.

Harga terus merangkak naik, bahkan diprediksi  harga tinggi tersebut akan berlangsung hingga 2025 mendatang, mengingat  pemulihan kopi di Brazil dan Vietnam membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Kabid Perkebunan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat Sumarlin mengungkapan, harga jual biji kopi robusta itu diprediksi stabil bahkan meningkat di tahun depan. Bukan tanpa alasan, menurutnya  hal itu dilihat dari perkembangan kondisi tanaman kopi, baik di Indonesia maupun di dunia   khususnya Brazil dan Vietnam, yang juga menjadi penghasil kopi untuk kebutuhan dunia selama ini.

”Saat ini harga kopi robusta di Lampung Barat menyentuh Rp 60-70 ribu perkilogram. Negara-negara penghasil kopi terbaik di dunia itu saat ini sedang mengalami fenomena penurunan produksi, seperti di Vietnam saat ini lahan di sana sedang mengalami kekurangan air, sehingga ada perubahan perilaku petani kopi,” ungkap Sumarlin mewakili Kepala Disbunnak Lampung Barat Yudha Setiawan, Jumat 5 Juli 2024.

Menurutnya, petani kopi di Vietnam banyak yang mengalihkan kebun kopi ke komoditi lain seperti durian yang dinilai petani disana lebih menjanjikan. Karenanya, jika kondisi ini terus terjadi, diperkirakan harga kopi di Indonesia khususnya di Lampung akan tetap berpihak pada petani sampai dengan tahun 2025 mendatang.

“Selain faktor kondisi tanaman kopi di negara lain, lemahnya mata uang rupiah di Indonesia juga menjadi salah satu penyebab mahalanya harga kopi,” ujarnya.

”Jika dolar tetap bertahan seperti ini, artinya rupiah kondisinya tetap lemah sehingga harga tetap mahal, jika rupiah semakin lemah tentu akan menjadi lonjakan lagi, karena harga kopi itu berpengaruh juga pada nilai tukar rupiah,” tandasnya. *

Tag
Share