Giliran Sekolah di Way Tenong Dapat Pembinaan Inspektorat

WAYTENONG - Giliran satuan pendidikan SD, SMP di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), disambangi tim Inspektorat Lambar,  yang merupakan rutin monitoring sekaligus pembinaan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2024, bertempat di SDN 1 Karang Agung, Kamis 12 September 2024.

Sebanyak 23 SD Negeri dan Swasta serta empat SMP, yang diwakili para kepala sekolah dan bendahara BOS mengikuti monitoring yang dilakukan oleh tim yang dipimpin Irban I  Dewi Yanti, SIP., M.M.

Bendahara Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kecamatan Way Tenong Siti Fatimah, S.Pd., M.Pd., mendampingi Ketua K3S SD Way Tenong Bahropi S.Pd., mengatakan, dalam monitoring tersebut pihak Inspektorat melakukan pembinaan tentang peng-SPj-an dana BOS.

Sasarannya upaya  meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pembuatan laporan SPj yang nantinya juga akan di berikan audit baik inspektorat maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

"Karena sifatnya pemeriksaan laporan administrasi SPj sehingga dalam monitoring dan pembinaan ini, dilakukan secara serentak dan dipusatkan di SD Negeri  Rahayu Jaya, yang lokasinya berada di tengah kecamatan Pagar Dewa," sebutnya.

Siti juga menerangkan penerapan SPj BOS, meliputi,  rencana kegiatan dan anggaran (RKAS), Buku kas umum, Buku pembantu kas, Buku pembantu bank, Buku pembantu pajak, pernyataan penggunaan dana BOS, Realisasi penggunaan dana BOS, Rekapitulasi realisasi penggunaan dana BOS, surat permintaan.

"Dengan banyaknya poin SPj serta dalam laporannya harus akuntabel sehingga perlu dilakukan monitoring untuk meminimalisir kesalahan dan pemberian pembinaan guna menambah pemahaman sekolahan yakni bendahara BOS dan kepala sekolah dalam pembuatan laporan," ujarnya.

Atas kunjungan tersebut mewakili seluruh satuan pendidikan tingkat SD dan SMP Kecamatan Pagar Dewa, pihaknya mengucapkan terimakasih atas kelancaran monitoring dan pembinaan.

"Tentunya banyak sekali hal yang harus kita dalami dalam pemahamannya terutama untuk pembuatan SPj, dengan wadah monitoring tersebut menjadi kesempatan bagi sekolah untuk penambahan wawasan serta koordinasi tentang apa yang belum dipahami," imbuhnya. (rinto/nopri)