Perjuangan Dakwah Rasulullah di Kota Thaif

Gerbang masjid Abdullah Bin Abbas di Kota Thaif--

Radarlambar.bacakoran.co - Perjuangan Rasulullah Saat Berdakwah ke Thaif  Dalam menyebarluaskan agama islam, Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam tidak hanya fokus di kota makkah dan sekitarnya saja, namun hingga ke Kota Thaif yang jaraknya  120,7 kilometer dari kota Makkah.

Perjalanan dakwah Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam, di Kota Thaif tidak mudah, penolakan hingga perlakuan tidak menyenangkan diterima oleh Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam saat menyambangi kota tersebut.

Sepeninggal paman Abu Thalib kaum kafir Quraisy tidak segan menyakiti baginda Nabi, sehingga Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam, ditemani Zaid Bin Haritsah berdakwah ke Kota Thaif selama 10 hari.

Saat tiba di Thaif, Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam mengunjungi para pemuka dan menyampaikan dakwahnya.

Tapi, tidak satu orangpun dari mereka yang memenuhi dakwah beliau. Selain berdakwah, Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam di Thaif juga meminta perlindungan kepada suku Tsaqif dari tekanan yang di dapat saat berada di Makkah sepeninggal paman Abu Thalib.

Kedatang Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam ditolak oleh suku Tsaqif. Bahkan kaum Tsaqif tega menghina dan membujuk orang bodoh serta budak untuk meneriaki serta melempari Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam dengan batu. 

Keberadaan Zaid bin Haritsah yang bersama Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam saat itu, berusaha melindunginya dari lemparan batu. tapi, batu- batu tetap mengenai tubuh rasulullah hingga berdarah.

Kemudian, keduanya beristirahat di bawah pohon kurma sebelum kembali ke Makkah. Saat dalam perjalanan pulang, Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam memanjatkan doa.

" Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan yang Maharahim, engkaulah tuhan orang-orang yang lemah serta Tuhan pelindungku..

Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku, ataupun kepada musuh yang akan menguasai diriku ??

Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas, kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku..

Aku berlindung kepada nur wajahmu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan, di dunia dan akhirat dari kemurkaanmu dan yang akan engkau timpakan kepadaku dan kepada engkaulah aku adukan halku, sehingga engkau ridha kepadaku dan tiada daya upaya, melainkan dengan kehendakmu.

Melihat kondisi tersebut, Malaikat Jibril merasa terpukul dan berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam, “ Allah mengetahui apa yang terjadi padamu dan orang- orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat- malaikat di gunung- gunung untuk menaati perintahmu.

 Bukannya memberi pelajaran ke penduduk Thaif, Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam menjawab dengan lembut, “ Tidak. Aku mohon mereka diberi tangguh waktu. Kedepannya, mudah- mudahan Allah berkenan melahirkan dari mereka generasi yang akan menyembah- Nya tanpa mempersekutukan dengan sesuatu apapun, ”.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan