Radarlambar.bacakoran.co - Sejalan dengan perkembangan zaman hingga toilet pun telah ada pilihan dalam penggunaannya, yakni toilet duduk dan toilet jongkok.Hal itu memberikan preferensi dalam memilih bentuk toilet.
Ternyata posisi saat buang air besar (BAB) yang tepat sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kelancaran buang air besar. Dari kedua toilet yakni duduk dan jongkok punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Toilet duduk kerap jadi pilihan rumah yang baru dibangun karena merepresentasikan tingkat modernitas rumah tersebut.Sedangkan toilet jongkok yang terkesan lebih kuno.
Toilet duduk nyaman digunakan bagi sebagian orang, khususnya bagi lansia, wanita yang hamil besar, atau penderita cedera lutut. Selain itu tidak perlu repot menyiram kotoran dengan air gayung cukup satu sentuhan toilet bersih.
Hanya saja kekurangan toilet duduk harga lebih mahal ketimbang toilet jongkok. Terlebih lagi untuk jenis toilet pintar alias smart toilet.
Berdasarkan penelitian BAB dengan toilet duduk membutuhkan waktu yang lebih lama dan tenaga yang lebih besar daripada toilet jongkok.
Sedangkan jika terlalu keras mengejan saat BAB dan duduk bisa meningkatkan risiko sejumlah penyakit, seperti sembelit dan wasir.
Bahkan penggunaan toilet duduk dapat meningkatkan risiko terjangkit diare, flu, hingga infeksi kulit. Sebab, kulit bersentuhan dengan permukaan dudukan kloset toilet duduk yang rentan menjadi sarang bakteri yakni E.Coli atau Shigella berupa virus hepatitis A dan norovirus.
Sementara kelebihan dari toilet jongkok memiliki banyak kelebihan dari segi kesehatan. Dengan jongkok BAB lebih efektif dan ini berkaitan erat dengan kinerja otot serta postur tubuh yang mendukung proses BAB.
Dengan posisi jongkok mengoptimalkan ruang pembuangan tinja di anus sekaligus membuat otot di anus dan usus besar lebih relaks. BAB pun menjadi lebih mudah dan tinja bisa keluar lebih maksimal. (*)