BALIKBUKIT - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 di Kabupaten Lampung Barat memunculkan fenomena yang mengundang perhatian. Sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terlihat sepi, jauh berbeda dari pelaksanaan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada Februari tahun 2024 lalu.
Fenomena ini memunculkan banyak pertanyaan. Apakah rendahnya partisipasi ini murni karena sikap apatis masyarakat terhadap politik sehingga memilih golput, atau dinamika Pilkada kali ini yang hanya menghadirkan calon tunggal melawan kotak kosong.
Dalam beberapa laporan pantauan, tingkat kehadiran pemilih di sejumlah TPS berada jauh di bawah ekspektasi. Di salah satu TPS di Kecamatan Balik Bukit, petugas mencatat jumlah pemilih yang hadir hingga pukul 12.00 Wib baru mencapai 50 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT). “Antusiasme masyarakat sangat rendah dibandingkan Pemilu sebelumnya,” ujar seorang petugas TPS.
Tidak sedikit masyarakat mengungkapan alasan bahwa kurangnya motivasi pemilih karena keberadaan calon tunggal yang melawan kotak kosong. Sehingga sebagian besar pemilih merasa tidak memiliki pilihan sehingga enggan datang ke TPS.
“Untuk apa memilih kalau hanya ada satu calon? Rasanya seperti formalitas saja, dan suara kami tidak akan mengubah apapun,” ujar seorang warga di Kecamatan Balikbukit.
Pendapat senada diutarakan warga lainnya yang mengaku lebih memilih golput karena merasa calon tunggal tidak memberikan alternatif. “Saya tidak ingin memilih sembarangan, tapi juga tidak yakin dengan kotak kosong. Akhirnya, saya lebih baik tidak datang,” katanya.
Diketahui, fenomena calon tunggal dalam Pilkada bukan hal baru di Indonesia, namun kehadirannya sering kali memicu perdebatan. Para pengamat politik menilai, kondisi ini mengurangi daya tarik Pilkada sebagai sarana kompetisi politik yang sehat.
Menangapi hal tersebut, Ketua KPUD Lampung Barat, Doni Risadi mengakui bahwa Pilkada dengan calon tunggal memiliki tantangan tersendiri. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi maksimal untuk mengajak masyarakat tetap menggunakan hak pilih.
“Dari pihak penyelenggara tentunya sudah sangat maksimal melakukan sosialisasi ke masyarakat, dan kita juga belum bisa menyebut bahwa tingkat partisipiasi pemilih rendah, karena proses penghitungan suara yang masuk masih berlangsung,” ujarnya
Lanjutnya, kalau pun nanti data yang masuk menunjukan penurunan tingkat partisipasi pemilih, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk mendalami faktor-faktornya. “Yang pasti kalaupun demikian, kami akan mengevaluasi dari semua aspek untuk meningkatkan partisipasi di masa mendatang,” pungkasnya. (edi/lusiana)