Radarlambar.bacakoran.co– Kebaya, pakaian tradisional yang identik dengan wanita di Asia Tenggara, kini resmi ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Penetapan ini diumumkan pada pertemuan komite antarpemerintah UNESCO yang diadakan di Asuncion, Paraguay, pada 4 Desember 2024.
Kebaya, yang sudah menjadi simbol penting dalam berbagai budaya di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura, diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan. Kebaya adalah busana tradisional yang sering dikenakan dalam acara formal maupun kasual, pertemuan sosial, dan festival, serta digunakan dalam seni pertunjukan seperti tari, teater, dan film.
Menurut UNESCO, kebaya merupakan atasan dengan bukaan di bagian depan yang sering dihiasi sulaman rumit dan dikenakan dengan pengikat seperti bros atau kancing. “Kebaya merupakan bagian penting dari warisan budaya dan identitas berbagai komunitas di Asia Tenggara,” ujar UNESCO dalam keterangan resmi mereka.
Kebaya bukan hanya pakaian, tetapi juga simbol kekayaan budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Di Indonesia, kebaya memiliki banyak jenis, termasuk kebaya encim, kebaya Kartini, dan kebaya Betawi, masing-masing dengan ciri khas yang melambangkan identitas daerah tertentu. Kebaya juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan penting, seperti Hari Kartini, yang memperingati perjuangan perempuan Indonesia.
Penetapan kebaya sebagai warisan budaya takbenda dunia ini menjadi tonggak penting dalam upaya melestarikan dan mengenalkan kekayaan budaya Asia Tenggara ke dunia internasional. Dengan status UNESCO ini, kebaya tidak hanya diakui sebagai pakaian tradisional, tetapi juga sebagai simbol kekuatan budaya yang menghubungkan komunitas-komunitas di kawasan Asia Tenggara.
Harapannya, dengan pengakuan ini, kebaya dapat terus berkembang dan dihargai, serta menjadi bagian dari warisan budaya global yang patut dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.(*)