BALIKBUKIT – Polres Lampung Barat tengah menghadapi perhatian serius dari masyarakat setelah terjadi tiga kasus penusukan dalam waktu sebulan. Dari ketiga peristiwa tersebut, dua di antaranya mengakibatkan korban meninggal dunia, sementara satu korban masih dirawat di rumah sakit akibat luka parah. Hal ini mendorong kepolisian untuk mengambil langkah preventif guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Menyikapi hal ini, Kasat Reskrim Polres Lampung Barat, IPTU Juherdi Sumandi, S.H., M.H., menjelaskan bahwa tiga kasus ini terjadi dengan latar belakang yang berbeda, tetapi memiliki pola yang serupa, yakni melibatkan senjata tajam sebagai alat kekerasan.
Menurutnya kasus ini harus menjadi perhatian bersama bagi masyarakat, dengan meningkatkan pengawasan bagi anak-anaknya, mengingat kejadian banyak melibatkan kalangan pemuda. Sebagai langkah pencegahan, Polres Lampung Barat akan meningkatkan patroli malam dan razia di lokasi yang rawan konflik. Fokusnya adalah menyasar peredaran minuman keras dan senjata tajam.
”Kami melihat hiburan malam dan minuman keras sering menjadi pemicu utama keributan. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk menghindari kegiatan yang memungkinkan terjadinya keributan, seperti hiburan malam yang tidak berizin,” ujarnya.
Selain itu, Juherdi juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam pengawasan terhadap anak-anak muda, terutama mereka yang sering keluar malam.
”Jika seorang anak membawa senjata tajam pada malam hari, biasanya niatnya sudah tidak baik. Bisa jadi awalnya hanya untuk berjaga-jaga, tetapi dalam situasi tertentu senjata itu akhirnya digunakan. Orang tua harus aktif mengawasi agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan,” tambahnya.
Kasat Reskrim berharap masyarakat dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. Selain menghindari konflik, masyarakat juga diimbau untuk melaporkan aktivitas mencurigakan yang dapat berpotensi memicu tindak kriminal.
”Keamanan bukan hanya tugas kepolisian, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan dukungan masyarakat, kami optimis situasi dapat kembali kondusif,” pungkas IPTU Juherdi.
Diketahui, selama Desember 2024, wilayah Lampung Barat mencatat tiga kasus penusukan yang dipicu oleh berbagai persoalan.
Kasus pertama terjadi seusai acara hiburan orgen tunggal di Pekon Sukabanjar, Kecamatan Lumbokseminung. Rian (26), seorang buruh proyek asal Lampung Tengah, ditemukan tewas di pinggir jalan. Polisi menduga konflik ini dipicu oleh konsumsi minuman keras yang berlebihan. Identitas pelaku sudah dikantongi, dan upaya pengejaran masih berlangsung.
Kasus kedua ialah pengeroyokan terhadap Eli Azwar (28), warga Pekon Bahway, Kecamatan Balikbukit. Ia diserang oleh tujuh orang hingga mengalami luka tikaman di perut. Kejadian ini berlangsung di Pemangku Penataran, Pekon Wates. Meski korban selamat, ia harus menjalani perawatan intensif di RSUD Alimuddin Umar akibat lukanya yang cukup serius.
Kasus terakhir terjadi di Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau. Amirul (52) tewas setelah ditikam oleh sepupunya sendiri yakni, Adam (68), karena perselisihan masalah buah kelapa. Insiden ini terjadi di sebuah lokasi pemandian yang saat ini pelaku sedang dalam pengejaran polisi. (edi/nopri)