Pesona Maluku, Keberagaman Tradisi Adat yang Terjaga

Jumat 24 Jan 2025 - 16:47 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Maluku, provinsi yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. Masyarakat di Maluku sangat menghargai dan melestarikan berbagai upacara adat yang telah diwariskan turun-temurun. Salah satu tradisi penting adalah Upacara Rujena, yang dilaksanakan oleh Suku Nualu untuk menandai peralihan anak laki-laki menuju kedewasaan. Upacara ini terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pemasangan cawat oleh pemimpin upacara hingga penyembelihan kuskus sebagai simbol keberanian dan keterampilan berburu. Anak-anak yang mengikuti upacara ini kemudian tinggal di Walano selama beberapa hari dan kembali dengan mengenakan konorum, kain khas yang melambangkan kedewasaan mereka.

Selain itu, ada pula Upacara Fangnea Kidabela dari Kepulauan Tanimbar yang melibatkan tari tradisional Tnabar Ilaa. Upacara ini bertujuan untuk mempererat ikatan antara kampung dan mencegah konflik. Melalui tradisi ini, masyarakat Tanimbar memperkuat persatuan dan menjaga hubungan yang harmonis antar desa. Meskipun berbeda, upacara ini memiliki kesamaan dengan tradisi Panas Pela yang bertujuan menciptakan keharmonisan sosial di wilayah lainnya.

Tidak kalah pentingnya adalah tradisi Sasi, sebuah aturan adat yang mengatur pemanfaatan sumber daya alam di Maluku dan Papua. Sasi melarang pengambilan hasil laut atau darat untuk sementara waktu, untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dengan dipimpin oleh tetua adat dan pemuka agama, aturan ini memastikan bahwa alam tetap terjaga dan sumber daya alam dapat dinikmati secara berkelanjutan oleh generasi mendatang.

Upacara Cuci Negeri Soya, yang diadakan setiap bulan Desember, juga merupakan salah satu tradisi unik di Maluku. Masyarakat Negeri Soya melaksanakan prosesi pembersihan diri dan lingkungan sebagai simbol penyucian dari energi negatif. Tradisi ini dimulai dengan musyawarah, kemudian para pemuda menuju Gunung Sirimau dengan iringan musik tradisional dan melakukan pencucian di sumber air yang dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan.

Ritual Panggil Kuskus, yang melibatkan masyarakat Maluku dalam berinteraksi dengan satwa liar, juga menonjolkan hubungan erat antara manusia dan alam. Ritual ini dilakukan dengan menirukan suara kuskus untuk memanggil hewan tersebut, menunjukkan penghargaan terhadap alam dan hewan-hewan yang menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Melalui berbagai upacara adat ini, masyarakat Maluku tidak hanya mempertahankan identitas budaya mereka, tetapi juga menjaga hubungan harmonis dengan alam dan sesama. Tradisi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang terus dipelihara untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.(*)

Kategori :