Apakah Buah Kering Sehat? Ini Faktanya

Sabtu 01 Feb 2025 - 13:23 WIB
Reporter : Linda Kurniati
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Buah kering sering menjadi pilihan camilan karena tahan lama dan praktis dikonsumsi. 

Namun, apakah buah kering tetap sehat setelah melalui proses pengeringan? Faktanya, meskipun ada beberapa nutrisi yang berkurang, ada pula kandungan gizi yang justru meningkat hingga 3,5 kali lipat dibandingkan buah segar.

Buah kering dibuat dengan menghilangkan kandungan air dari buah segar. Berbagai jenis buah dapat dikeringkan, seperti anggur (kismis), aprikot, apel, nangka, dan mangga. 

Proses pengeringan bisa dilakukan dengan beberapa metode, misalnya dijemur di bawah sinar matahari, dipanggang dalam oven, atau menggunakan alat food dehydrator.

Keunggulan utama buah kering adalah daya tahannya yang lebih lama dibandingkan buah segar. Karena itu, buah ini sering digunakan dalam berbagai hidangan, seperti kue, granola, atau oatmeal. 

Namun, dengan proses pengeringan yang dijalani, apakah buah kering tetap layak dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehat?

 

Kandungan Nutrisi dalam Buah Kering

Secara umum, buah kering masih memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama dengan buah segar. Namun, proses pengeringan membuatnya lebih padat energi dan kaya antioksidan, terutama polifenol. 

Selain itu, serat, vitamin, dan mineral dalam buah kering juga lebih tinggi dibandingkan buah segar dengan berat yang sama.

Meski begitu, beberapa nutrisi mengalami penurunan akibat proses pengeringan, seperti vitamin C. Selain itu, kandungan air yang jauh lebih sedikit membuat buah kering memiliki kadar gula yang lebih tinggi. 

Sebagai contoh, dalam 100 gram apel segar terdapat sekitar 10 gram gula, sedangkan dalam jumlah apel kering yang sama, kadar gulanya bisa mencapai 57 gram.

Jadi, apakah buah kering tetap sehat? Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, yaitu sekitar ¼ hingga ½ cangkir per hari, buah kering tetap memberikan manfaat bagi kesehatan. 

Kandungan nutrisinya meliputi vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, magnesium, dan kalium. Namun, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan asupan kalori dan gula, yang berisiko menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes.

 

Kategori :