Radarlambar.Bacakoran.co - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru saja melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada Rabu, 12 Februari 2025, yang disambut langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kunjungan ini menjadi momen penting dalam mempererat hubungan diplomatik antara kedua negara. Erdogan, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin berpengaruh di dunia, memiliki perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam dunia politik, hingga berhasil menjadi Presiden Turki yang disegani. Namun, ada sisi lain dari dirinya yang jarang diketahui publik, salah satunya adalah latar belakangnya sebagai pemain sepak bola. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Presiden Erdogan.
1. Pernah Jadi Pemain Sepak Bola
Erdogan memiliki bakat sepak bola yang menonjol sejak masa remaja. Sejak berusia 16 tahun, ia sudah aktif bermain di liga lokal Turki sebelum akhirnya bergabung dengan klub profesional Kasimpasa pada tahun 1969. Ia bermain untuk klub tersebut hingga 1982. Meskipun lebih dikenal sebagai politisi, bakat sepak bolanya tetap terlihat, bahkan setelah ia berusia lebih dari 60 tahun. Pada Juli 2014, dalam sebuah pertandingan eksibisi di Istanbul, Erdogan sukses mencetak tiga gol. Menariknya, meskipun klub besar Fenerbahce sempat tertarik merekrutnya, ayah Erdogan menolak tawaran tersebut.
2. Dipenjara karena Membacakan Puisi
Erdogan pernah dipenjara selama 10 bulan pada tahun 1998 setelah membacakan sebuah puisi yang dianggap kontroversial. Puisi tersebut menggambarkan perbandingan antara masjid dan barak, menara dengan bayonet, serta imannya dengan tentara. Akibat perbuatannya, Erdogan terpaksa mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Istanbul. Meskipun dipenjara, dukungan rakyat tetap mengalir. Ribuan pendukungnya mengantarkan Erdogan saat ia akan dipenjara, dan ribuan orang berkumpul di sepanjang jalan Fatih untuk memberi penghormatan. Setelah bebas pada tahun 1999, Erdogan kembali aktif dalam dunia politik.
3. Pemimpin Bersejarah dengan Pengaruh Global
Erdogan tidak hanya dikenal di Turki, tetapi juga di dunia internasional berkat pengaruh politiknya. Pada tahun 2001, setelah Partai Islam Erbakan dibubarkan, Erdogan ikut mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). AKP memenangkan pemilu pada tahun 2002, namun Erdogan sempat dilarang menjadi anggota parlemen karena status hukumnya yang bermasalah. Setelah amandemen konstitusi, Erdogan kembali berkiprah di politik nasional dan dilantik sebagai Perdana Menteri pada 9 Maret 2003.
Sebagai Perdana Menteri, Erdogan aktif mempererat hubungan dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, meskipun ia tetap mempertahankan nilai-nilai Islam dalam kebijakan politiknya. Namun, ketegangan politik sempat terjadi pada 2007, ketika AKP mengajukan kandidat presiden dengan latar belakang Islam yang kuat. Isu ini memunculkan kontroversi di kalangan kelompok sekuler. Erdogan juga berhasil mengubah aturan pelarangan jilbab di kampus pada 2008, yang menambah ketegangan politik.
4. Kepemimpinan yang Mengubah Turki
Pada 28 Agustus 2014, Erdogan dilantik sebagai Presiden Turki setelah memenangkan pemilihan. Pada masa kepresidenannya, ia terus memperjuangkan kekuasaan dan pengaruh politiknya. Pada tahun 2015, meskipun AKP sempat kehilangan mayoritas di parlemen, mereka berhasil merebut kembali kekuasaan dalam pemilu sela. Erdogan juga dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam menghadapi tantangan politik, terutama setelah upaya kudeta yang gagal pada 2016. Kudeta ini dituduhkan oleh Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan, yang menyebabkan penangkapan banyak pihak terkait.
Kini, Erdogan tercatat sebagai Presiden Turki dengan masa jabatan terlama dalam sejarah. Dengan kontrol yang kuat terhadap hukum dan politik Turki, ia menghadapi berbagai tantangan politik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, namun tetap memegang teguh posisinya.
Erdogan adalah sosok yang telah melewati berbagai ujian hidup—dari pemain sepak bola hingga menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia. Perjalanan politiknya yang penuh liku-liku menjadikannya figur yang menarik dan kontroversial, tetapi juga sangat dihormati di Turki dan global. Kunjungan kerjanya ke Indonesia menunjukkan bahwa meskipun berada di puncak kekuasaan, ia terus mengupayakan hubungan internasional yang erat demi kepentingan negaranya.(*)Fakta Menarik Presiden Erdogan: Pemimpin Turki yang Menginspirasi dan Bersejarah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru saja melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada Rabu, 12 Februari 2025, yang disambut langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kunjungan ini menjadi momen penting dalam mempererat hubungan diplomatik antara kedua negara. Erdogan, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin berpengaruh di dunia, memiliki perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam dunia politik, hingga berhasil menjadi Presiden Turki yang disegani. Namun, ada sisi lain dari dirinya yang jarang diketahui publik, salah satunya adalah latar belakangnya sebagai pemain sepak bola. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Presiden Erdogan.
1. Pernah Jadi Pemain Sepak Bola
Erdogan memiliki bakat sepak bola yang menonjol sejak masa remaja. Sejak berusia 16 tahun, ia sudah aktif bermain di liga lokal Turki sebelum akhirnya bergabung dengan klub profesional Kasimpasa pada tahun 1969. Ia bermain untuk klub tersebut hingga 1982. Meskipun lebih dikenal sebagai politisi, bakat sepak bolanya tetap terlihat, bahkan setelah ia berusia lebih dari 60 tahun. Pada Juli 2014, dalam sebuah pertandingan eksibisi di Istanbul, Erdogan sukses mencetak tiga gol. Menariknya, meskipun klub besar Fenerbahce sempat tertarik merekrutnya, ayah Erdogan menolak tawaran tersebut.
2. Dipenjara karena Membacakan Puisi
Erdogan pernah dipenjara selama 10 bulan pada tahun 1998 setelah membacakan sebuah puisi yang dianggap kontroversial. Puisi tersebut menggambarkan perbandingan antara masjid dan barak, menara dengan bayonet, serta imannya dengan tentara. Akibat perbuatannya, Erdogan terpaksa mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Istanbul. Meskipun dipenjara, dukungan rakyat tetap mengalir. Ribuan pendukungnya mengantarkan Erdogan saat ia akan dipenjara, dan ribuan orang berkumpul di sepanjang jalan Fatih untuk memberi penghormatan. Setelah bebas pada tahun 1999, Erdogan kembali aktif dalam dunia politik.
3. Pemimpin Bersejarah dengan Pengaruh Global
Erdogan tidak hanya dikenal di Turki, tetapi juga di dunia internasional berkat pengaruh politiknya. Pada tahun 2001, setelah Partai Islam Erbakan dibubarkan, Erdogan ikut mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). AKP memenangkan pemilu pada tahun 2002, namun Erdogan sempat dilarang menjadi anggota parlemen karena status hukumnya yang bermasalah. Setelah amandemen konstitusi, Erdogan kembali berkiprah di politik nasional dan dilantik sebagai Perdana Menteri pada 9 Maret 2003.
Sebagai Perdana Menteri, Erdogan aktif mempererat hubungan dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, meskipun ia tetap mempertahankan nilai-nilai Islam dalam kebijakan politiknya. Namun, ketegangan politik sempat terjadi pada 2007, ketika AKP mengajukan kandidat presiden dengan latar belakang Islam yang kuat. Isu ini memunculkan kontroversi di kalangan kelompok sekuler. Erdogan juga berhasil mengubah aturan pelarangan jilbab di kampus pada 2008, yang menambah ketegangan politik.
4. Kepemimpinan yang Mengubah Turki
Pada 28 Agustus 2014, Erdogan dilantik sebagai Presiden Turki setelah memenangkan pemilihan. Pada masa kepresidenannya, ia terus memperjuangkan kekuasaan dan pengaruh politiknya. Pada tahun 2015, meskipun AKP sempat kehilangan mayoritas di parlemen, mereka berhasil merebut kembali kekuasaan dalam pemilu sela. Erdogan juga dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam menghadapi tantangan politik, terutama setelah upaya kudeta yang gagal pada 2016. Kudeta ini dituduhkan oleh Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan, yang menyebabkan penangkapan banyak pihak terkait.
Kini, Erdogan tercatat sebagai Presiden Turki dengan masa jabatan terlama dalam sejarah. Dengan kontrol yang kuat terhadap hukum dan politik Turki, ia menghadapi berbagai tantangan politik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, namun tetap memegang teguh posisinya.
Erdogan adalah sosok yang telah melewati berbagai ujian hidup—dari pemain sepak bola hingga menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia. Perjalanan politiknya yang penuh liku-liku menjadikannya figur yang menarik dan kontroversial, tetapi juga sangat dihormati di Turki dan global. Kunjungan kerjanya ke Indonesia menunjukkan bahwa meskipun berada di puncak kekuasaan, ia terus mengupayakan hubungan internasional yang erat demi kepentingan negaranya.(*)