Radarlamba.bacakoran.co -Juriadi, pria yang terlibat dalam penganiayaan terhadap sopir dan kondektur bus Damri di SPBU Rajabasa, Bandar Lampung, pada Kamis (13/2), akhirnya mengungkapkan penyesalannya. Dalam konferensi pers di Mapolresta Bandar Lampung, ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut dipicu oleh kondisi emosional yang ia alami.
Menurut Juriadi, dirinya kehilangan kendali karena beberapa faktor pribadi yang sedang ia hadapi. Salah satunya adalah anaknya yang menangis di mobil, dan juga kenyataan bahwa istrinya baru saja meninggal dunia sepuluh hari sebelumnya. Kondisi emosional yang penuh tekanan tersebut membuatnya bertindak di luar batas.
Sebelum kejadian, Juriadi sempat terlibat cekcok dengan sopir bus, namun perselisihan itu sudah diselesaikan dan mereka sempat saling meminta maaf. Meski demikian, situasi semakin memanas saat orang lain datang dan memperburuk keadaan, yang akhirnya mengarah pada penganiayaan.
Juriadi juga mengungkapkan bahwa senjata tajam yang digunakan dalam penganiayaan itu adalah miliknya sendiri, dan setelah kejadian, ia membuangnya di Jalan Tol. Setelah menyadari tindakannya, Juriadi mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada keluarga korban. Ia sangat menyesali perbuatannya dan berharap kejadian ini dapat dimaklumi oleh masyarakat mengingat kondisi emosional yang sedang ia alami saat itu.
Juriadi berharap keluarga korban dapat memaafkan dirinya atas tindakan yang telah ia lakukan. Ia juga meminta agar masyarakat dapat memahami bahwa pada saat itu, ia benar-benar khilaf dan terbawa emosi akibat masalah pribadi yang menekan. Kejadian ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya mengendalikan emosi dan tidak membiarkan tekanan hidup mengarah pada tindakan yang merugikan orang lain. (*)
Kategori :