Simak Jenis Pakaian Adat Papua, Koteka Paling Dikenal

Senin 17 Feb 2025 - 17:58 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pakaian adat memiliki peran penting sebagai simbol identitas budaya yang menggambarkan hubungan mendalam antara manusia dan alam, serta nilai-nilai spiritual suatu komunitas. 

Di Indonesia, setiap daerah memiliki pakaian adat yang khas, dan Papua, yang terletak di ujung timur Indonesia, menonjol dengan beragam pakaian adat yang mencerminkan kekayaan budaya serta keunikan setiap suku. 

Pakaian adat di Papua tidak hanya berfungsi sebagai penanda identitas, tetapi juga menyimpan makna yang mendalam terkait tradisi dan kehidupan masyarakat setempat.

Salah satu pakaian adat yang paling terkenal di Papua adalah koteka, sebuah pakaian tradisional yang dikenakan oleh pria. 

Koteka terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan, dengan bentuk panjang meruncing yang diikatkan di pinggang.

Pakaian ini biasanya dipakai oleh pria yang belum menikah, dengan variasi panjang koteka yang disesuaikan dengan acara adat atau aktivitas sehari-hari. 

Meskipun ada upaya untuk mengganti koteka dengan celana pendek, penggunaan koteka tetap dilestarikan, khususnya di daerah pegunungan seperti Wamena, dan sering dijadikan cinderamata.

Selain koteka, pakaian adat lainnya yang menarik perhatian adalah baju kurung, yang dikenakan oleh perempuan. 

Terbuat dari kain beludru, baju kurung populer di Manokwari dan wilayah Papua Barat. 

Biasanya dipadukan dengan rok rumbai yang terbuat dari daun sagu kering, serta aksesoris seperti rumbai bulu dan kalung dari biji-bijian, baju kurung kini digunakan dalam berbagai acara budaya, sebagai simbol perpaduan antara tradisi lokal dan pengaruh budaya luar.

Rok rumbai, yang terbuat dari daun sagu kering, digunakan oleh wanita dan pria dalam acara adat. Bagi pria, rok ini biasanya dipadukan dengan koteka, sedangkan bagi wanita, rok rumbai dikenakan bersama baju kurung. 

Meskipun lebih umum dikenakan oleh wanita, pria juga mengenakan rok rumbai dalam acara adat dengan aksesoris berupa gelang dan kalung yang terbuat dari taring babi atau bulu burung cendrawasih.

Pakaian Sali dan Yokal menunjukkan status perkawinan seseorang. Pakaian Sali, yang terbuat dari kulit pohon atau daun sagu kering, hanya dikenakan oleh gadis yang belum menikah. 

Sebaliknya, pakaian Yokal, yang terbuat dari kulit pohon yang dianyam, dikenakan oleh wanita yang telah menikah. 

Kedua pakaian ini berfungsi sebagai simbol status perkawinan, yang menunjukkan perbedaan status sosial dalam masyarakat Papua.

Kategori :