Perusahaan China Kembangkan Robot Humanoid dengan Rahim Buatan untuk Bantu Pasangan Mandul

Ilustrasi. Perusahaan asal China, Kaiwa Technology, sedang mengembangkan robot dengan rahim buatan yang dapat mengandung janin hingga 10 bulan. Foto: Istockphoto--
Radarlambar.bacakoran.co – Perusahaan asal China, Kaiwa Technology, tengah mengembangkan robot humanoid yang dilengkapi dengan rahim buatan. Robot ini dirancang mampu mengandung janin selama kurang lebih 10 bulan sebelum melahirkan, dengan suplai nutrisi melalui selang di bagian perut.
Robot tersebut dikembangkan oleh Dr. Zhang Qifeng, pendiri Kaiwa Technology di Guangzhou, China. Prototipe diharapkan dapat diluncurkan mulai tahun depan, dengan target pasar pasangan mandul atau kesulitan memiliki anak. Penyewaan robot humanoid ini diperkirakan menelan biaya sekitar 100 ribu Yuan, atau sekitar Rp226 juta, dengan asumsi Rp2.265 per 1 Yuan.
Menurut Qifeng, teknologi rahim buatan telah mencapai tahap memadai dan dapat dipasang di tubuh robot agar interaksi manusia dengan teknologi ini bisa mendukung kehamilan. Meski demikian, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, seperti metode pembuahan sel telur dan sperma, serta mekanisme robot saat melahirkan.
Penerapan teknologi ini juga memunculkan berbagai isu etika dan regulasi. Kaiwa Technology mengaku sudah berdiskusi dengan pihak berwenang di Provinsi Guangdong untuk membahas kebijakan serta aturan yang relevan.
Dorongan pengembangan robot humanoid sejalan dengan strategi China memperkuat industri robotik di tengah tantangan populasi menua dan perlambatan ekonomi. Dalam satu tahun terakhir, pemerintah China telah memberikan subsidi lebih dari US$20 miliar bagi sektor robotika, serta merencanakan pembentukan dana sebesar US$137 miliar guna mendukung startup kecerdasan buatan (AI) dan robotik.
Laporan Morgan Stanley menilai meningkatnya perhatian publik dalam konferensi robot terbaru menunjukkan adopsi luas kecerdasan buatan di China, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat umum dan kalangan profesional. Hal ini diyakini dapat memperkuat posisi China sebagai pemimpin global dalam pengembangan robot humanoid di masa mendatang.(*)