Radarlambar.bacakoran.co -Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Lampung pada tahun 2025 mengalami lonjakan signifikan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, sejak awal tahun telah tercatat 2.709 kasus DBD dengan 11 kasus kematian.
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama karena wilayah Lampung masih berada dalam musim penghujan yang dapat memperparah penyebaran penyakit ini. Ia menekankan pentingnya mengenali gejala DBD serta langkah-langkah pencegahannya agar masyarakat dapat melakukan deteksi dini.
Kepala Dinkes Lampung, Edwin Rusli, menjelaskan bahwa gejala awal DBD meliputi demam tinggi mendadak, tubuh lemah dan lesu, nyeri pada ulu hati serta belakang bola mata. Selain itu, muncul bintik-bintik merah pada kulit, pendarahan di hidung, serta muntah atau buang air besar bercampur darah.
Rincian kasus DBD di awal tahun 2025 menunjukkan Lampung Utara mencatat jumlah tertinggi dengan 721 kasus, diikuti oleh Lampung Tengah 298 kasus, Tulang Bawang Barat 288 kasus, Pringsewu 205 kasus, dan beberapa kabupaten/kota lainnya dengan angka bervariasi. Terdapat 11 kasus kematian yang tersebar di Lampung Tengah (4 kasus), Lampung Utara (3 kasus), Pesawaran (2 kasus), Mesuji (1 kasus), dan Pringsewu (1 kasus).
Dinkes Lampung mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Langkah-langkah yang dianjurkan meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air.
DBD masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di daerah endemis yang mengalami peningkatan kasus saat musim hujan. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes yang berkembang biak di air bersih yang menggenang, seperti di bak mandi, ember, dan kontainer.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat diimbau untuk menerapkan PSN 3M Plus melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Program ini bertujuan memutus mata rantai penularan DBD dengan mengendalikan populasi nyamuk Aedes di lingkungan rumah masing-masing.
G1R1J dilaksanakan dengan cara menguras dan menyikat tempat penampungan air minimal satu kali seminggu, menutup tempat penyimpanan air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air. Langkah tambahan meliputi penggunaan losion anti nyamuk, spray anti nyamuk, dan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender. *