RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren positif dengan perkembangan yang stabil.
Namun, di balik laju pertumbuhan yang tinggi, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai agar perekonomian tetap kokoh.
Salah satu tantangan utama adalah melemahnya daya beli masyarakat, yang tercermin dari penurunan penjualan di berbagai sektor industri.
Penurunan ini terlihat dalam sektor penjualan kendaraan bermotor serta indeks ritel yang mengalami pelemahan.
Selain itu, indeks keyakinan konsumen juga menunjukkan penurunan, yang mengindikasikan adanya ketidakpastian dalam belanja masyarakat.
Di sisi lain, sektor kredit mencatat pertumbuhan dua digit sebesar 10,37% pada tahun lalu. Namun, alokasi kredit mengalami ketidakseimbangan di beberapa segmen.
Kredit korporasi masih tumbuh sebesar 15,8%, sementara kredit konsumsi naik 9,8%.
Namun, kredit bagi UMKM justru mengalami penurunan sebesar 3%, yang berpotensi mempengaruhi daya saing usaha kecil dan menengah.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, sektor jasa keuangan menjadi salah satu elemen kunci yang perlu diperkuat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan di kisaran 9%-11%, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 6%-8%.
Selain itu, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan ditargetkan tumbuh 8%-10%, sementara aset asuransi diproyeksikan meningkat 6%-8%.
Meski sektor keuangan masih menunjukkan pertumbuhan, ada indikasi pelandaian yang perlu diantisipasi.
Oleh karena itu, meskipun ekonomi Indonesia tetap solid, kewaspadaan tetap diperlukan agar berbagai tantangan dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi dapat terus berkelanjutan. (*)