Uang Beredar Naik Jadi Rp9.771 Triliun, Kredit dan Likuiditas Perbankan Menguat

Mata Uang Dolar dan Rupiah. -Foto Freepik-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp9.771,3 triliun pada September 2025, atau tumbuh 8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini meningkat dibanding Agustus 2025 yang tumbuh 7,6 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, peningkatan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7 persen (yoy) serta uang kuasi yang tumbuh 6,2 persen (yoy).

“Perkembangan M2 pada September 2025 terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit, aktiva luar negeri bersih, dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi, Jumat (24/10).

Penyaluran kredit tercatat meningkat 7,2 persen (yoy) menjadi Rp8.051 triliun, naik tipis dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7 persen. Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh debitur korporasi (10,5 persen yoy) dan perorangan (3,2 persen yoy).

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 12,6 persen (yoy), lebih tinggi dibanding Agustus yang sebesar 10,7 persen. Tagihan bersih kepada pemerintah pusat juga meningkat menjadi 6,5 persen, naik dari bulan sebelumnya sebesar 5 persen.

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit terutama ditopang oleh kredit modal kerja (KMK), kredit investasi (KI), dan kredit konsumsi (KK).

Kredit modal kerja tumbuh 2,9 persen (yoy), terutama berasal dari sektor konstruksi serta pengangkutan dan komunikasi. Kredit investasi meningkat signifikan 14,3 persen (yoy), naik dari 13 persen bulan sebelumnya, didorong oleh sektor pertambangan dan energi.

Adapun kredit konsumsi tumbuh 7,3 persen (yoy), melambat dari bulan sebelumnya, terutama dipicu oleh kredit pemilikan rumah (KPR), kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna.

Menurut BI, peningkatan pertumbuhan uang beredar dan kredit mencerminkan likuiditas perekonomian yang terjaga di tengah dinamika ekonomi global, serta menunjukkan kepercayaan sektor swasta terhadap prospek ekonomi nasional.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan