RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Singapura kembali mencatatkan angka kelahiran terendah dalam sejarahnya, setelah tingkat kesuburan negara tersebut jatuh di bawah angka 1,0 pada tahun 2023.
Menteri di Kantor Perdana Menteri Singapura, Indranee Rajah, menyatakan pada Jumat (28/2) bahwa data awal menunjukkan angka kelahiran pada 2024 tidak menunjukkan perubahan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut laporan terbaru, sebanyak 30.800 bayi lahir di Singapura pada 2024, sedikit lebih banyak dibandingkan dengan 30.500 bayi yang tercatat pada 2023.
Pengaruh tahun Naga, yang biasanya dianggap membawa keberuntungan untuk kelahiran, sudah berkurang selama bertahun-tahun, mencerminkan pergeseran sikap dan prioritas di kalangan pasangan muda, ungkap Indranee, seperti dilansir Channel News Asia.
Tahun Naga, yang jatuh pada 2024, selalu dikaitkan dengan angka kelahiran yang tinggi, terutama bagi masyarakat Tionghoa yang merupakan mayoritas di Singapura.
Meskipun demikian, tren ini tidak tercermin pada 2024, yang menunjukkan penurunan angka kelahiran meskipun dalam tahun Naga.
Indranee juga menyampaikan bahwa rendahnya tingkat kelahiran dan semakin tingginya angka populasi lanjut usia akan memberikan dampak besar bagi ekonomi dan struktur sosial Singapura.
Oleh karena itu, pemerintah menganggap isu ini sebagai prioritas nasional untuk diatasi.
Sebagai respons terhadap krisis populasi, pemerintah Singapura tengah menggencarkan kebijakan imigrasi untuk menjaga keseimbangan jumlah penduduk.
Salah satu langkah yang diambil adalah memperluas kewarganegaraan dan status penduduk tetap bagi imigran.
Pada 2024, sekitar 24.000 orang diberi kewarganegaraan, termasuk 1.400 anak yang lahir di luar negeri dari orang tua berkewarganegaraan Singapura.
Selain itu, sekitar 35.000 orang diberikan status tempat tinggal permanen. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.
Dalam 10 tahun terakhir, tercatat lebih dari sepertiga pernikahan warga Singapura melibatkan pasangan dari luar negeri.
Namun, Indranee mengingatkan bahwa pemerintah akan tetap berhati-hati dalam mengelola laju imigrasi guna memastikan keberlanjutan sosial dan ekonomi negara.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah Singapura berharap dapat mengatasi tantangan demografis yang dihadapi dan menjaga stabilitas negara di masa depan.(*)