SUKAU - Kerusakan jalan lingkar kecamatan di Jalur Dua area Tugu Tani di Pekon Tanjungraya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, semakin parah dan memicu keresahan warga.
Jalan yang seharusnya menjadi akses utama bagi masyarakat kini dipenuhi lubang menganga, aspal yang mengelupas, serta genangan air saat hujan.
Kondisi ini telah lama dikeluhkan, namun hingga kini belum ada tindakan konkret dari pemerintah daerah. Warga yang sehari-hari melintasi jalan tersebut semakin waswas, terutama pengendara roda dua yang kerap mengalami kecelakaan akibat jalan berlubang.
Sejumlah warga menilai pemerintah seolah menutup mata terhadap kondisi infrastruktur yang semakin memburuk. Andi, salah satu warga Sukau, mengaku kesal karena sudah sering terjadi kecelakaan akibat jalan rusak, namun tidak ada perbaikan permanen. "Kami sudah sering mengeluh, bahkan jalan ini pernah ditambal secara swadaya, tapi hanya bertahan sebentar. Kami butuh solusi nyata, bukan janji kosong," keluhnya.
Senada dengan itu, Yanto, warga lainnya menyatakan bahwa pemerintah harus lebih serius menangani persoalan ini. "Setiap musim hujan, jalan ini berubah jadi kubangan. Kalau dibiarkan terus, bisa makin parah dan semakin sulit diperbaiki. Pemerintah harus turun tangan sebelum ada korban lebih banyak," ujarnya.
Menanggapi keluhan warganya, Peratin Tanjungraya Johan Safri menyatakan bahwa pihak pekon bersama masyarakat telah beberapa kali melakukan perbaikan swadaya, seperti menambal lubang dengan material seadanya. Namun, upaya tersebut tidak bertahan lama karena kualitas jalan yang sudah terlalu rusak. "Kami sudah berusaha, tapi perbaikan seadanya tidak cukup. Pemerintah harus turun langsung, jangan hanya survei dan mencatat tapi tidak ada eksekusi," tegas Johan.
Johan juga mengungkapkan bahwa dalam setiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), usulan perbaikan jalan ini selalu menjadi prioritas utama dari Pekon Tanjungraya. Namun, hingga kini, belum ada tanda-tanda realisasi dari pemerintah daerah. "Setiap Musrenbang, kami selalu mengajukan perbaikan jalan ini sebagai prioritas utama, tetapi sampai sekarang masih diabaikan. Kami tidak tahu apakah harus menunggu sampai ada korban jiwa baru diperbaiki," ungkapnya.
Menurutnya, jalan ini merupakan jalur vital bagi warga Sukau dan sekitarnya, terutama untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan. Jika dibiarkan rusak terus-menerus, dampaknya bisa meluas ke sektor ekonomi masyarakat. "Kami butuh perhatian serius. Jangan sampai masyarakat yang terus-menerus jadi korban akibat infrastruktur yang diabaikan," pungkasnya. *