Kebijakan suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif pada harga emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil bunga, sehingga lebih menarik sebagai alternatif investasi saat suku bunga lebih rendah.
Dengan adanya potensi pelonggaran kebijakan moneter ini, investor semakin berfokus pada aset yang dapat bertahan terhadap gejolak pasar. Emas, yang memiliki nilai intrinsik yang kuat, menjadi pilihan utama.
Apalagi, harga emas cenderung menguat saat ketidakpastian ekonomi meningkat, karena investor mencari perlindungan dari potensi risiko yang ditimbulkan oleh kondisi pasar yang tidak stabil.
Koreksi Pasar Saham dan Kenaikan Obligasi
Selain itu, lonjakan harga emas juga didorong oleh penurunan signifikan di pasar saham global.
Indeks S&P 500, yang menggambarkan kinerja pasar saham AS, mengalami koreksi sebesar 10% pada awal bulan Maret 2025, yang merupakan penurunan terbesar dalam hampir dua tahun.
Penurunan ini mencerminkan ketidakpastian yang semakin besar mengenai prospek pertumbuhan ekonomi, yang dipicu oleh ketegangan perdagangan internasional, inflasi yang rendah, dan kekhawatiran terhadap pelambatan ekonomi.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan 30 tahun juga mengalami lonjakan, yang menunjukkan meningkatnya minat investor terhadap obligasi pemerintah AS sebagai tempat berlindung.
Meskipun demikian, lonjakan harga emas memberikan sinyal kuat bahwa meskipun obligasi AS lebih aman, banyak investor tetap merasa lebih nyaman dengan emas sebagai pilihan utama saat pasar saham tertekan.
Tren Ke Depan: Ketidakpastian yang Terus Berlanjut
Melihat kondisi ekonomi saat ini, banyak pengamat ekonomi yang memperkirakan bahwa tren kenaikan harga emas ini akan terus berlanjut.
Dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang menghantui ekonomi AS, baik dari sisi kebijakan perdagangan, inflasi, maupun prospek pertumbuhan ekonomi, emas diprediksi akan terus menjadi instrumen investasi yang menarik.
Ke depan, harga emas kemungkinan besar akan tetap terpengaruh oleh beberapa faktor utama. Pelonggaran kebijakan moneter yang lebih lanjut, tekanan terhadap pasar saham, dan ketegangan internasional bisa memicu lonjakan harga emas lebih tinggi.
Dengan demikian, emas dipandang bukan hanya sebagai komoditas berharga, tetapi juga sebagai simbol stabilitas dan perlindungan nilai yang dibutuhkan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.