Cara Menangani Cedera Aksonal Difus (DAI)
Orang yang mengalami DAI memerlukan penanganan segera untuk mencegah pembengkakan otak dan kerusakan lebih lanjut. Jika Anda menemui seseorang dengan gejala DAI setelah mengalami cedera kepala, segera cari bantuan medis.
Langkah pertama yang dilakukan tenaga medis adalah menilai tingkat kesadaran pasien menggunakan Skala GCS (Glasgow Coma Scale). Skala ini mengukur respons pasien berdasarkan tiga aspek: kemampuan membuka mata, berbicara, dan bergerak. Skor GCS berkisar antara 3 hingga 15, di mana skor lebih tinggi menunjukkan tingkat cedera yang lebih ringan.
Penanganan DAI disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera, meliputi:
• Terapi Suportif Pasien dengan kehilangan kesadaran atau koma akan mendapatkan observasi ketat, pemberian oksigen, dan cairan infus. Terapi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas kondisi pasien serta mendukung pemulihan.
• Pemberian Obat Obat-obatan diberikan untuk mengatasi komplikasi seperti peningkatan tekanan dalam tengkorak, kejang, atau gangguan saraf lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah perburukan dan mempercepat pemulihan.
• Perawatan Intensif Kasus DAI yang lebih berat memerlukan perawatan di ICU oleh tim medis, termasuk dokter spesialis saraf dan bedah saraf.
• Perawatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko peradangan, perdarahan, serta menjaga suplai oksigen ke otak.
• Fisioterapi Pasien dengan skor GCS rendah umumnya memerlukan fisioterapi untuk memulihkan fungsi motorik dan koordinasi gerak. Terapi ini membantu pasien dalam upaya kembali beraktivitas secara mandiri.
DAI adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Jika seseorang mengalami cedera kepala disertai kehilangan kesadaran, segera hubungi tenaga medis. Hindari menggerakkan kepala atau leher penderita sebelum bantuan tiba untuk mencegah cedera lebih lanjut.(*)