Perang Israel-Iran Memanas, Keberangkatan Jemaah Umrah Indonesia Terancam Tertunda

Asap terlihat selama serangan rudal dari Iran ke Israel, di tengah konflik Iran-Israel, di Tel Aviv, Israel, 22 Juni 2025. Foto REUTERS--

Radarlambar.bacakoran.co -Konflik bersenjata yang terus berkecamuk antara Iran dan Israel mulai menimbulkan dampak serius, termasuk bagi rencana keberangkatan jemaah umrah asal Indonesia. Ketegangan yang meningkat usai keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik turut memicu gangguan besar pada lalu lintas penerbangan di kawasan Timur Tengah.

Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump mengklaim telah menyerang tiga situs nuklir Iran. Tak berselang lama, Iran melancarkan serangan balasan yang menyasar pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar. Serangan tersebut menandai eskalasi baru dalam konflik dan memicu kekhawatiran global, terutama terkait keamanan wilayah udara di sekitarnya.

Akibat situasi yang tidak menentu ini, sejumlah maskapai penerbangan internasional mulai membatalkan atau menjadwal ulang rute-rute mereka dari dan menuju Timur Tengah, termasuk ke Arab Saudi. Kondisi ini berdampak langsung pada jadwal keberangkatan jemaah haji dan umrah asal Indonesia, yang sebagian besar menggunakan rute transit melalui wilayah tersebut.

Para penyelenggara umrah dan haji di Indonesia mulai mengambil langkah antisipasi. Pembatalan maupun penundaan keberangkatan ke Tanah Suci dipandang sebagai konsekuensi dari situasi yang tergolong force majeure—yaitu kondisi di luar kendali manusia seperti perang atau bencana alam.

Jika konflik terus berlanjut, kemungkinan terburuk adalah penutupan wilayah udara Arab Saudi, baik sementara maupun dalam jangka panjang. Hal ini akan mempersulit akses penerbangan menuju Mekkah dan Madinah, terutama bagi jemaah dari Asia Tenggara yang sangat bergantung pada maskapai lintas kawasan.

Pihak penyelenggara umrah berharap pemerintah dan stakeholder terkait segera memberikan edukasi kepada jemaah tentang skenario penundaan atau pembatalan. Edukasi ini mencakup informasi tentang pengembalian dana, penjadwalan ulang, serta komunikasi intensif berbasis musyawarah agar tidak menimbulkan keresahan.

Situasi saat ini mengingatkan pada kejadian serupa pada tahun 2020, ketika Arab Saudi menutup akses masuk secara mendadak akibat pandemi COVID-19. Penyelenggara pun diminta untuk tetap waspada, fleksibel, dan sigap menyampaikan informasi resmi kepada para jemaah agar perjalanan spiritual mereka tetap dapat dilaksanakan dengan aman ketika kondisi membaik.

Sementara itu, anggota Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) yang masih berada di Arab Saudi juga diminta untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah perlindungan bagi jemaah yang tengah berada di sana.

Ketegangan geopolitik yang terjadi kini tak hanya mengancam stabilitas kawasan, tapi juga berimbas pada kehidupan keagamaan jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Masyarakat Indonesia pun kini dihadapkan pada ketidakpastian terkait pelaksanaan ibadah umrah dalam waktu dekat. (*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan