Dana Orang Kaya RI Mengalir ke Obligasi dan Emas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Kamis 17 Apr 2025 - 13:56 WIB
Reporter : Adi Pabara
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Ketidakpastian kondisi ekonomi, baik global maupun domestik, mendorong masyarakat khususnya kalangan dengan kekayaan tinggi untuk mengalihkan dana mereka ke instrumen investasi yang dianggap lebih aman, Obligasi negara juga emas menjadi dua pilihan yang utama.

Henny Eugenia, General Manager Divisi Wealth Management PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI), mengungkapkan bahwa saat ini minat masyarakat terhadap Surat Berharga Negara (SBN) seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Tabungan (ST), mengalami peningkatan signifikan. Ia mencatat, penjualan ORI mencapai Rp3 triliun, sementara ST berhasil mencatatkan angka lebih dari Rp1,5 triliun.

Dalam kondisi sekarang, para nasabah, termasuk yang tergolong kaya, lebih memilih instrumen dengan imbal hasil pasti seperti obligasi. Investasi konservatif kini menjadi pilihan utama, ujarnya saat ditemui di Menara BNI pada Rabu (16/4/2025).

Henny juga menyampaikan bahwa produk obligasi berkontribusi besar terhadap pertumbuhan portofolio wealth management BNI, dengan pertumbuhan mencapai 26%. Secara keseluruhan, nilai Asset Under Management (AUM) BNI naik 18% secara tahunan. Selain itu, dana tabungan dari nasabah kelas atas juga menunjukkan tren positif, tumbuh sebesar 16% yoy, kemudian Jumlah nasabah di segmen premium seperti Emerald dan Private pun turut bertambah 10%.

Sementara itu, emas juga menjadi sasaran pelarian untuk  dana, seiring dengan ketidakstabilan pasar saham,  Pelaksana tugas Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, (BSI), Bob Tyasika Ananta, mengatakan bahwa saat ini terlihat adanya pergeseran dana masyarakat ke logam mulia.

Menurut data dari BSI total saldo emas nasabah tumbuh sebesar 40% sejak awal tahun itu setara dengan kenaikan volume sebesar 177,32 kilogram hingga akhir April 2025, kemudian Penjualan pada emas juga meningkat sebesar 25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution BSI, menambahkan bahwa koreksi yang terjadi di pasar saham mendorong para investor mencari alternatif investasi yang lebih stabil,  Waktu IHSG anjlok banyak nasabah langsung mengalihkan dana ke emas Walaupun kami belum punya data pasti soal pergerakan dananya, katanya.

Senada, Riko Wardhana, Vice President Digital Strategy and Development BSI, menyebutkan bahwa permintaan emas meningkat signifikan sejak Februari 2025. Penjualan bulanan yang sebelumnya hanya sekitar 30 kilogram kini melonjak menjadi 125 kilogram.(*)

 

Kategori :