Radarlambar.bacakoran.co - Penyebaran etnis Tionghoa di berbagai belahan dunia bukanlah fenomena baru, melainkan hasil dari tradisi merantau yang telah berlangsung selama ribuan tahun.
Data menunjukkan sekitar 1,4 miliar penduduk dunia merupakan warga negara atau keturunan China, mencakup 18% populasi global. Jumlah ini belum termasuk mereka yang telah berbaur dan berasimilasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Tradisi migrasi etnis Tionghoa dapat ditelusuri sejak zaman Jalur Sutra pada abad ke-2 sebelum Masehi. Jalur perdagangan sepanjang 4.000 kilometer yang menghubungkan Asia Timur dengan Timur Tengah dan Eropa ini tidak hanya menjadi sarana pertukaran barang, tetapi juga membuka peluang migrasi dan penyebaran budaya. Banyak pedagang China yang memilih menetap di sepanjang jalur tersebut dan membentuk komunitas baru di wilayah yang mereka singgahi.
Menurut catatan sejarawan Zhuang Guotu, terdapat dua gelombang besar migrasi etnis Tionghoa pada era modern. Gelombang pertama terjadi pada abad ke-16, didorong oleh kebutuhan tenaga kerja yang muncul akibat ekspansi kolonialisme bangsa Eropa.
Di Hindia Belanda, khususnya Batavia, pihak VOC secara aktif mendatangkan tenaga kerja asal Tiongkok yang dikenal memiliki kemampuan dalam sektor perdagangan.
Gelombang kedua terjadi pada pertengahan abad ke-19, ketika penghapusan sistem perbudakan di negara-negara Barat menciptakan permintaan besar terhadap tenaga kerja murah. Di saat yang sama, kondisi politik dan bencana alam di dalam negeri China mendorong lebih banyak warga untuk mencari penghidupan baru di luar negeri.
Hasil dari mobilitas ini dapat dilihat dari kehadiran kawasan pecinan atau Chinatown di berbagai kota besar dunia. Kawasan ini menjadi bukti nyata keberadaan komunitas Tionghoa yang mampu beradaptasi dan berkembang di lingkungan baru, sembari mempertahankan budaya leluhur mereka.
Dengan akar sejarah panjang dan kontribusi signifikan dalam perdagangan dan pembangunan ekonomi global, etnis Tionghoa telah membentuk jaringan diaspora yang kuat dan berpengaruh hingga saat ini.(*)