SUMBERJAYA – Harapan masyarakat dua pekon di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, yakni Pekon Sukapura dan Pekon Waypetai, kian mendekati kenyataan. Meskipun saat ini baru pada tahap pengecekan lokasi, namun langkah awal ini membawa angin segar bagi warga setempat yang sejak lama mendambakan kehadiran jalan alternatif penghubung antardesa yang juga akan difungsikan sebagai jalur produksi pertanian.
Jalan tersebut direncanakan akan menghubungkan dua pekon strategis melalui rute yang dimulai dari Jembatan Panjang Pekon Sukapura, membentang sepanjang kurang lebih dua kilometer. Sayangnya, hingga kini kondisi jalan masih berupa tanah merah yang sulit dilalui, terutama saat musim hujan tiba.
Pada kesempatan pengecekan tersebut, Jurutulis Pekon Sukapura, Afip Nurdiansah, turut mendampingi Peratin Setiawati dalam menyambut tim dari Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat.
Kunjungan ini merupakan bentuk tindak lanjut atas usulan pembangunan yang telah diajukan warga dalam kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) beberapa waktu lalu.
Afip menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas dinas yang turun ke lokasi, pembangunan jalan ini akan diakomodasi melalui Program Vokasi dan Infrastruktur Sekitar Layanan (Visel), sebuah program berbasis aspirasi rakyat yang disalurkan melalui Anggota Komisi V DPR RI, Mukhlis Basri.
“Ini merupakan langkah positif. Setidaknya sudah ada perhatian nyata dari pemerintah pusat dan daerah untuk merealisasikan jalan ini,” ujar Afip.
Sementara itu, Peratin Setiawati menyampaikan rasa optimisnya terhadap tindak lanjut dari pengecekan ini. Ia berharap pembangunan tidak hanya berhenti di tahap survei, melainkan segera masuk ke proses realisasi fisik di lapangan.
“Kami sangat berharap jalan ini bisa segera dibangun. Selain sebagai penghubung antarpekon, jalur ini sangat vital karena menjadi akses utama bagi warga yang mayoritas bekerja sebagai petani. Jalur ini akan mempermudah distribusi hasil pertanian dan mempercepat mobilitas warga,” ungkap Setiawati.
Diketahui, selama ini warga di dua pekon tersebut kerap menghadapi kendala dalam mengangkut hasil pertanian karena keterbatasan akses jalan. Kondisi jalan tanah yang licin dan berlubang kerap menjadi tantangan tersendiri, terlebih saat curah hujan tinggi.
Jika pembangunan jalan ini benar-benar terwujud, tidak hanya akan meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor pertanian yang menjadi tulang punggung kehidupan mereka.
Langkah awal ini diharapkan menjadi titik terang dalam mewujudkan infrastruktur yang merata dan berpihak pada kepentingan masyarakat desa. Pemerintah daerah dan pusat pun diharapkan terus bersinergi dalam memastikan kelanjutan program ini hingga benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat. (rinto/nopri)