Tak Kunjung Diperbaiki Pemkab, Ratusan Warga-Aparat Pekon Bergerak Cor Jalan Rusak Sendiri

Minggu 04 May 2025 - 17:06 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Lusiana Purba

SUKAU - Tidak kurang dari sekitar 350 orang warga dari dua pekon di Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, yakni Pekon Tapaksiring dan Pekon Tebapering Raya, bergotong royong memperbaiki jalan kabupaten yang rusak parah di wilayah Pemangku Mandi Angin. 

Jalan ini merupakan jalur penghubung utama bagi warga di dua pemangku Pekon Tapaksiring dan satu pemangku Pekon Tebapering Raya. Namun hingga kini, kondisi jalan tersebut belum juga tersentuh program perbaikan dari pemerintah daerah.

Gotong royong ini yang dilaksanakan pada Minggu (4/5/2025) ini dipimpin langsung oleh Peratin Tapaksiring M. Sanimbar dan Pj. Peratin Tebapering Raya, Rusmiwati. Sekitar 350 warga bersama aparat pekon bahu-membahu melakukan tambal sulam dengan cara pengecoran menggunakan 50 sak semen dan pasir yang dibeli secara patungan.

“Ini murni inisiatif masyarakat. Jalan ini adalah urat nadi bagi warga Tapaksiring dan sebagian warga Tebapering Raya. Karena tak kunjung ada perbaikan dari pemerintah kabupaten, akhirnya kami bergerak sendiri. Total ada sekitar 500 meter jalan yang kita diperbaiki,” ujar M. Sanimbar.

Menurutnya, kerusakan jalan sudah berlangsung lama dan makin memperparah mobilitas warga, khususnya saat musim hujan. Akses ini menjadi jalur utama warga untuk ke pasar, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

Sanimbar menyebut bahwa langkah gotong royong ini bukan sekadar bentuk keprihatinan, melainkan juga sebagai wujud solidaritas masyarakat yang tidak ingin terus-menerus menjadi korban dari infrastruktur yang terabaikan.

“Masyarakat sebenarnya punya harapan besar kepada Pemkab Lampung Barat, apalagi jalan ini statusnya adalah jalan kabupaten. Tapi sayangnya, sampai saat ini belum juga ada perbaikan secara resmi. Kami terpaksa ambil langkah sendiri demi keselamatan dan kenyamanan bersama,” tambahnya.

Kritik juga disuarakan oleh beberapa warga yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Mereka mempertanyakan ke mana arah kebijakan pembangunan infrastruktur yang seharusnya berpihak pada kebutuhan masyarakat di tingkat pekon.

“Kami ini bukan minta dibangunkan jalan tol. Cuma minta jalan yang setiap hari kami lalui tidak jadi kubangan lumpur. Kalau tidak ada gotong royong seperti ini, mungkin jalan ini akan terus rusak dan berbahaya,” ungkap Rudi, salah satu warga Tapaksiring.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera turun tangan secara konkret untuk menindaklanjuti kondisi jalan tersebut. Menurut mereka, semangat gotong royong ini patut diapresiasi, tetapi bukan berarti menjadi pembenaran bagi pemerintah untuk lepas tanggung jawab terhadap infrastruktur dasar. *

Kategori :