Radarlambar.bacakoran.co - Langkah Matahari Department Store menggandeng Universal Music Indonesia dan Bravado bukan sekadar ekspansi produk, tetapi strategi jangka panjang untuk merangkul pasar generasi muda yang semakin terhubung dengan budaya global.
Melalui kolaborasi ini, Matahari menghadirkan merchandise resmi dari musisi legendaris dunia, dimulai dari The Rolling Stones dan Sex Pistols, sebagai upaya memperkuat posisi mereka di pasar fesyen modern berbasis ekspresi diri.
Bravado, sebagai perusahaan merchandise milik Universal Music Group, dikenal mengelola hak lisensi dan citra dari ratusan artis musik internasional. Kerja sama ini menandai pertama kalinya Bravado membuka akses merchandise-nya melalui jaringan ritel nasional di Indonesia, dan Matahari menjadi mitra strategis pertama yang dipercaya untuk membawa produk ini ke konsumen Tanah Air.
Di balik keputusan ini, terdapat pergeseran pola konsumsi di kalangan anak muda Indonesia yang tidak lagi sekadar membeli pakaian sebagai kebutuhan fungsional, melainkan sebagai bentuk pernyataan identitas. Merchandise musik berlisensi menjadi medium simbolik—pakaian yang tidak hanya nyaman, tetapi juga memiliki makna emosional dan historis.
Koleksi yang dirilis melalui merek eksklusif AOS (Artisan of Style) bukan sekadar memuat logo dan ikon band, tetapi dirancang dengan sentuhan lokal yang relevan: bahan ringan, desain tropis, serta pendekatan visual yang bisa diterima oleh pasar urban dan semi-urban di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa produk global yang dikurasi dengan sensitivitas lokal berpotensi menciptakan nilai baru di dunia ritel.
AOS juga dihadirkan sebagai gerakan budaya. Dengan mengangkat tema-tema musik, seni, dan film, merek ini membidik konsumen muda yang tumbuh di tengah derasnya arus informasi digital dan globalisasi. Mereka mencari keaslian, cerita di balik produk, serta afiliasi kultural yang memperkaya pengalaman berpakaian.
Ke depan, AOS tak hanya akan merilis koleksi dari The Rolling Stones dan Sex Pistols, tetapi juga menggandeng nama besar lain seperti Guns N’ Roses, Run DMC, Jamiroquai, Lady Gaga, hingga Billie Eilish. Ini menunjukkan visi Matahari dalam membangun lini produk yang tidak musiman, melainkan berkelanjutan melalui lisensi eksklusif dan narasi budaya.
Langkah ini juga memberi sinyal bahwa industri ritel Indonesia kini bergerak melampaui fungsi jual beli menjadi medium yang menyatukan gaya hidup, budaya populer, dan nilai-nilai global dalam kerangka lokal. Dengan jaringan lebih dari 140 gerai di seluruh Indonesia, Matahari memiliki posisi strategis untuk menjembatani konsumen dalam negeri dengan tren internasional secara langsung dan terkurasi.(*/edi)