Langit Lampung Akan Dihiasi Purnama ‘Flower Moon’ Malam Ini, Begini Penjelasannya

Senin 12 May 2025 - 15:37 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co – Warga Lampung Barat dan sekitarnya berpeluang menyaksikan keindahan fenomena langit malam yang jarang terjadi: Flower Moon atau Bulan Purnama Mei.

Puncak fenomena ini akan berlangsung pada Senin malam, 12 Mei 2025, sekitar pukul 23.56 WIB, saat Bulan tampak penuh dan bercahaya terang di langit timur.

Flower Moon adalah sebutan tradisional dari budaya Amerika Utara untuk purnama yang terjadi di bulan Mei. Nama ini berasal dari kebiasaan suku asli Amerika yang mengaitkan kemunculan Bulan Purnama dengan mekar serempaknya bunga-bunga musim semi di belahan bumi utara. Namun maknanya kini berkembang menjadi simbol harapan, pertumbuhan, dan siklus alam yang kembali pulih.

Fenomena langit ini termasuk dalam kategori micromoon, yakni saat Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi dalam orbitnya—sekitar 405.278 km. Meski ukurannya sedikit lebih kecil dibanding supermoon, mata manusia kemungkinan besar tidak akan menyadarinya. Sebaliknya, Bulan akan tampak memesona saat berada dekat cakrawala, muncul dengan semburat oranye yang magis, efek dari pembiasan cahaya atmosfer.

Menurut peneliti astronomi dari Planetarium Jakarta, Flower Moon tahun ini terjadi berdekatan dengan fase awal musim tanam di Indonesia. Meski penamaan aslinya berasal dari belahan bumi utara, nilai filosofisnya tetap relevan. “Purnama Mei bisa menjadi pengingat bahwa alam terus bergerak dalam siklusnya. Di tengah kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, kita masih diberi momen untuk merenung,” katanya.

Di Lampung Barat, masyarakat di sejumlah kecamatan seperti Balik Bukit, Sekincau, dan Suoh memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut purnama, terutama oleh komunitas petani. Sebagian petani tua bahkan masih memanfaatkan fase Bulan untuk menentukan waktu tanam atau merawat tanaman. Meski tak lagi menjadi patokan utama, kepercayaan ini menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Warga diimbau untuk mencari tempat terbuka, jauh dari cahaya lampu kota dan polusi udara, agar bisa menikmati pemandangan langit malam secara maksimal. Menyaksikan Flower Moon bukan hanya peristiwa visual, tapi juga pengalaman batin yang menghubungkan manusia dengan semesta.

“Bagi kami, melihat bulan purnama itu seperti melihat wajah alam yang tersenyum,” kata Hasyim (63), seorang petani kopi dari Batu Ketulis, sambil menyiapkan tikar di pelataran rumahnya. Ia mengaku selalu menanti momen purnama bersama cucunya, sembari bercerita soal kebun, angin, dan langit.

Flower Moon diprediksi masih akan tampak terang hingga malam 13 Mei. Jika langit cerah, warga bisa menikmati pertunjukan langit ini tanpa alat bantu apa pun.(*)

Kategori :