Manchester United Gagal di Final Liga Europa, Sejarah Seolah Terulang

Kamis 22 May 2025 - 17:16 WIB
Reporter : Yogi Astrayuda
Editor : Yogi Astrayuda

Radarlambar.bacakoran.co - Manchester United harus menelan pil pahit setelah takluk dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa 2024-2025. Laga sesama wakil Inggris yang digelar di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB, berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 untuk Spurs.

 

Gol tunggal yang mengantarkan The Lilywhites merengkuh trofi dicetak oleh Brennan Johnson di menit-menit akhir babak pertama. Hasil ini menutup langkah gemilang United dengan akhir yang mengecewakan—sebuah ironi mengingat performa impresif mereka sepanjang turnamen.

 

Dalam perjalanan menuju final, tim asuhan Ruben Amorim tampil dominan. Mereka menyingkirkan Athletic Bilbao di semifinal dengan skor agregat mencolok 7-1, setelah menang 3-0 di San Mamés dan 4-1 di Old Trafford. Di babak sebelumnya, Setan Merah menaklukkan Olympique Lyon lewat agregat ketat 7-6 dan menyingkirkan Real Sociedad dengan agregat 5-2.

 

Tidak hanya itu, selama fase grup hingga semifinal, Manchester United mencatatkan rekor tak terkalahkan. Dengan lima kemenangan dan tiga hasil imbang, mereka menjadi salah satu tim yang paling konsisten di kompetisi musim ini.

 

Namun, seperti déjà vu, langkah mantap United menuju gelar harus terhenti di babak puncak—mirip dengan yang dialami Bayer Leverkusen musim lalu. Kala itu, Leverkusen melaju ke final Liga Europa dengan status tak terkalahkan, tetapi harus menyerah dari Atalanta dengan skor mencolok 0-3 di Dublin. Ademola Lookman menjadi mimpi buruk Leverkusen setelah mencetak hat-trick yang memastikan gelar perdana untuk klub asal Italia tersebut.

 

Kini, situasi serupa menimpa Manchester United. Harapan membawa pulang trofi justru pupus di partai puncak, dan rekor unbeaten mereka di kompetisi Eropa musim ini dipatahkan oleh sesama tim Inggris.

 

Bagi Tottenham, gelar ini menjadi pencapaian penting dalam sejarah klub. Sementara itu, United harus kembali mengevaluasi diri usai kegagalan di partai final yang terasa seperti pengulangan skenario pahit setahun sebelumnya.(*)

Kategori :