KEBUNTEBU – Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, Pekon Purawiwitan di Kecamatan Kebuntebu, Kabupaten Lampung Barat, mulai menapaki langkah awal dalam upaya menjaga lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat.
Dari area belakang Balai Pekon yang sebelumnya kurang dimanfaatkan, kini lahir sebuah inisiatif pengolahan sampah terpadu. Meski peralatan yang digunakan masih sederhana dan lokasi belum permanen, semangat aparatur pekon dan warga tidak surut. Dengan bergotong royong, mereka mencoba menjawab persoalan sampah yang selama ini menjadi beban lingkungan.
Menurut Jurutulis Pekon Purawiwitan, Muhammad Sholeh, program ini telah berjalan dalam skala terbatas. Salah satu kegiatan utama adalah mengolah sampah plastik menjadi bahan baku paving block. Selain menekan volume limbah plastik, kegiatan ini membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
Lahan yang saat ini digunakan masih berupa halaman belakang balai pekon. Namun, pihak pekon telah menyiapkan lokasi alternatif yang lebih layak untuk pengembangan kegiatan. Di sisi lain, pemerintah pekon juga tengah mempersiapkan kendaraan roda tiga sebagai armada pengangkut sampah dari rumah-rumah warga.
Pekon turut membangun kemitraan dengan masyarakat dalam proses pengumpulan dan pemilahan sampah. Kesadaran warga mulai tumbuh, menjadi modal penting dalam keberhasilan program ini. Untuk sampah yang tidak dapat dikelola secara mandiri, pekon bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Lampung Barat untuk pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Balikbukit.
Program ini bukan sekadar solusi teknis terhadap persoalan sampah. Lebih dari itu, inisiatif ini membuka jalan menuju penciptaan nilai ekonomi dan sosial baru. Masyarakat yang terlibat sudah mulai merasakan manfaatnya, baik secara ekonomi maupun dalam membangun rasa kebersamaan.
Peratin Karyanto melalui jajarannya berharap inisiatif ini mendapat dukungan lebih luas. Ke depan, Pekon Purawiwitan bertekad membangun ekosistem pengelolaan sampah yang menyeluruh dan berkelanjutan.
Apa yang dilakukan Pekon Purawiwitan mungkin tampak sederhana. Namun, dari langkah kecil inilah perubahan besar bisa dimulai. Semangat gotong royong dan kreativitas lokal membuktikan bahwa solusi lingkungan tidak harus menunggu teknologi canggih atau anggaran besar. Cukup dimulai dari niat baik dan kemauan untuk bergerak. (rinto/nopri)