Studi Ungkap Mikroplastik Kini Ditemukan di Tulang Manusia
Ilustrasi. Studi terbaru menunjukkan mikroplastik telah masuk ke tubuh manusia, termasuk tulang. Penelitian mengungkap dampak buruknya. Foto: iStockphoto--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Penelitian terbaru mengungkap temuan mengejutkan: mikroplastik telah masuk hingga ke jaringan tulang manusia. Temuan ini menambah daftar panjang bukti bahwa partikel plastik berukuran sangat kecil itu kini telah menginfeksi berbagai bagian tubuh manusia — mulai dari kotoran, plasenta, organ reproduksi, otak, hingga kini ke tulang.
Tinjauan terhadap 62 studi ilmiah menunjukkan bahwa mikroplastik dan partikel nanoplastik berpotensi mempengaruhi kesehatan tulang melalui berbagai mekanisme biologis.
“Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menembus jauh ke dalam jaringan tulang, seperti sumsum tulang, dan berpotensi menyebabkan gangguan pada metabolisme di dalamnya,” kata ilmuwan medis Rodrigo Bueno de Oliveira dari State University of Campinas, Brasil, seperti dikutip Science Alert (26/9).
Mikroplastik dan Dampaknya pada Tubuh
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm yang terbentuk dari dua jenis sumber:
-
Mikroplastik primer, yaitu yang sengaja diproduksi untuk keperluan industri atau kosmetik seperti sabun, deterjen, dan pakaian sintetis.
-
Mikroplastik sekunder, berasal dari sampah plastik yang terurai di lingkungan, terutama di lautan.
Partikel ini dapat bertahan sangat lama di lingkungan dan berpotensi masuk ke tubuh manusia melalui udara, makanan, maupun air.
Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang tertelan dapat terbawa aliran darah, menumpuk di jaringan tulang, dan bahkan menghambat pertumbuhan serta memperlemah struktur tulang.
“Studi in vitro menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengganggu viabilitas sel tulang, mempercepat penuaan sel, mengubah proses regenerasi, dan memicu peradangan,” lanjut Oliveira.
Akibatnya, kondisi seperti osteoporosis—yang membuat tulang rapuh dan mudah patah—bisa diperparah oleh paparan jangka panjang terhadap partikel plastik mikro.
Mikroplastik dalam Hujan Jakarta
Fenomena mikroplastik tak hanya ditemukan di tubuh manusia, tetapi juga di atmosfer.
Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia.
Menurut peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova, mikroplastik di udara terbentuk dari serat pakaian sintetis, debu kendaraan, ban mobil, hingga sisa pembakaran sampah plastik.
Rata-rata, terdapat sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel air hujan di kawasan pesisir Jakarta.
Fenomena ini disebut atmospheric microplastic deposition, di mana partikel plastik naik ke udara, terbawa angin, lalu turun kembali ke permukaan bumi bersama hujan.
Ancaman Global, Solusi Lokal
Para peneliti menegaskan pentingnya dukungan riset lebih lanjut terhadap dampak polutan petrokimia terhadap tubuh manusia. Namun, masyarakat juga dapat ikut berperan mengurangi ancaman ini dengan langkah sederhana, seperti:
-
Membatasi penggunaan produk berbahan plastik sekali pakai.
-
Memilih pakaian berbahan alami.
-
Menyaring air minum untuk mengurangi partikel mikroplastik.
Langkah kecil ini diyakini dapat menjadi awal upaya besar melawan ancaman mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.