Radarlambar.bacakoran.co -Indra penciuman adalah alat vital bagi banyak hewan, digunakan untuk berburu, mencari pasangan, dan menghindari bahaya. Namun, menentukan hewan mana yang memiliki kemampuan penciuman paling unggul ternyata bukan hal yang mudah.
Ahli zoologi Matthias Laska menjelaskan bahwa ada jutaan molekul bau yang berbeda, dan tiap spesies meresponsnya dengan cara berbeda pula. Karena itu, sulit untuk mengukur secara mutlak siapa yang “paling jago” mencium bau.
Salah satu cara mengukur kemampuan penciuman adalah dengan melihat jumlah gen reseptor bau yang dimiliki suatu spesies. Menariknya, gajah Afrika memiliki jumlah gen penciuman terbanyak, yaitu hampir 2.000 gen, jauh lebih banyak dibanding manusia yang hanya sekitar 396 gen. Hal ini membuat gajah sangat mahir mendeteksi berbagai bau untuk menemukan makanan, mengenali kerabat, dan mencari pasangan.
Namun, bukan hanya gen yang penting, ukuran bulbus olfaktorius—bagian otak yang mengolah bau—juga jadi pertimbangan. Anjing terkenal karena kemampuan penciumannya yang tajam karena memiliki bulbus olfaktorius besar, tapi ukuran ini belum tentu jadi patokan utama karena jumlah neuron di sana cukup konsisten di berbagai spesies.
Di dunia burung, burung nasar kalkun memimpin dalam indra penciuman, memungkinkannya menemukan bangkai dari jarak jauh. Sementara di dunia serangga, ngengat sutra jantan bisa mendeteksi feromon betina dari jarak hingga 4,5 kilometer, menjadikannya juara kepekaan penciuman.
Hiu juga punya penciuman yang luar biasa tajam, mampu mendeteksi molekul feromon betina dalam jumlah sangat kecil, walau mitos soal mereka bisa mencium setetes darah dari jauh ternyata tidak benar.
Ada juga tikus berkantung Afrika yang telah dilatih untuk mendeteksi ranjau darat dan penyakit tuberkulosis dengan indra penciumannya yang hebat.
Menariknya, manusia ternyata lebih baik dalam mencium bau tertentu yang berhubungan dengan buah, sesuatu yang relevan bagi evolusi kita sebagai primata, meski jumlah gen penciumannya lebih sedikit.
Kesimpulannya, kemampuan penciuman terbaik sangat bergantung pada kebutuhan ekologis dan perilaku spesies tersebut. Jadi, tidak ada satu “juara” mutlak, tapi masing-masing hewan unggul dalam bidang penciuman yang penting bagi kelangsungan hidupnya. (*)
Kategori :