Radarlambar.bacakoran.co - Dua kampung di Desa Pasirmulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, berubah wajah setelah tanah di bawahnya bergerak hebat. Bencana yang terjadi pada Minggu, 20 April 2025 itu, mengguncang permukiman warga dan memaksa ratusan orang meninggalkan rumah mereka.
Sebanyak 83 keluarga terdampak langsung, dan 49 di antaranya, dengan total 154 jiwa, harus mengungsi demi keselamatan. Tanah longsor yang menyapu Kampung Cigintung dan Sukamulya tak hanya merusak bangunan, tetapi juga menyisakan trauma dan ketidakpastian.
Di balik bencana ini, ada kombinasi faktor yang saling memperburuk. Lereng curam tanpa vegetasi yang cukup membuat kawasan ini rawan longsor. Curah hujan tinggi memperparah situasi, ditambah sistem drainase yang buruk mengubah pola aliran air dan menciptakan tekanan dari dalam tanah.
Akibatnya, 58 rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan delapan lainnya mengalami kerusakan ringan. Fasilitas umum dan tempat ibadah pun ikut terdampak. Sampai saat ini, jaringan listrik belum sepenuhnya pulih, membuat sebagian area terdampak masih gelap gulita saat malam tiba.
Tim dari BPBD Jawa Barat bergerak cepat. Dapur umum lapangan didirikan, pengungsi dipindahkan ke tempat yang lebih layak, dan pemakaman warga yang berada di zona rawan juga telah direlokasi. Langkah mitigasi lainnya termasuk pemasangan patok pengukur gerakan tanah, garis pengaman, serta penutupan akses menuju titik bahaya.
Pemantauan terus dilakukan karena potensi gerakan tanah susulan masih tinggi. Luas area terdampak diperkirakan mencapai hampir 19 ribu meter persegi dengan keliling lebih dari 1.000 meter. Saat ini, fokus utama adalah keselamatan warga, distribusi logistik, serta pemulihan kondisi lingkungan.
Sementara itu, warga yang mengungsi ke GOR Desa Pasirmunjul masih bergelut dengan kenyataan pahit: rumah rusak, masa depan tak pasti. Namun di tengah keprihatinan, harapan tetap tumbuh—dengan gotong royong dan perhatian semua pihak, kampung mereka perlahan akan bangkit kembali. (*)
Kategori :