Ekspor Tilapia RI Punya Peluang Besar di AS-Eropa, Brasil Jadi Ancaman

Presiden Prabowo Subianto meninjau Tambak Budidaya Ikan Nila di BLUPPB, Karawang bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Instagram--

Radarlambar.bacakoran.co – Indonesia dinilai memiliki peluang besar memperluas ekspor ikan tilapia seperti nila dan mujair, terutama ke Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Meski begitu, persaingan global semakin ketat dengan kehadiran Brasil yang agresif meningkatkan ekspornya.

Analis Pasar Luar Negeri Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (KKP), Helwijaya Marpaung, menuturkan AS masih menjadi pasar utama tilapia dunia. Saat ini China menguasai 51,7% pangsa impor tilapia AS, disusul Kolombia, sementara Indonesia berada di posisi ketiga.

Pengenaan tarif resiprokal memberi dinamika baru. Indonesia dikenakan tarif 19%, sementara China menghadapi tarif lebih tinggi, bahkan terancam melonjak hingga 200%. Kondisi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengisi celah pasar yang ditinggalkan China.

Namun, ancaman datang dari Brasil. Negara tersebut mencatat lonjakan ekspor tilapia ke AS sebesar 123,6% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya. Tarif resiprokal untuk Brasil lebih rendah, hanya 10%, sehingga berpotensi menjadi pesaing utama Indonesia.

Selain AS, Uni Eropa juga menjadi target strategis. Indonesia saat ini menempati posisi kedua pemasok fillet tilapia beku dengan pangsa 12,6%, jauh di bawah China yang menguasai 82,1%. Harapan besar datang dari penyelesaian perundingan IEU-CEPA yang akan menurunkan tarif ekspor tilapia Indonesia ke Uni Eropa menjadi 0% dari posisi saat ini yang masih dikenakan 8%-9% (MFN) atau 4,5%-5,5% (GSP).

Pasar Kanada pun tak kalah penting. Indonesia kini sudah menjadi pemasok utama dengan pangsa 54,1%, unggul atas China yang 41,3%. Meski demikian, potensi pergeseran pasar akibat hambatan dagang AS bisa mendorong China masuk lebih agresif ke Kanada.

Dengan posisi strategis di beberapa pasar utama, Indonesia perlu memperkuat daya saing sekaligus mewaspadai manuver negara pesaing, terutama Brasil, agar bisa menguasai ceruk pasar tilapia global.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan