Batam Jadi Kota Percontohan Dekarbonisasi di Sektor Bangunan

Jumat 27 Jun 2025 - 19:51 WIB
Reporter : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co - Kota Batam ditetapkan sebagai percontohan nasional dalam program dekarbonisasi lingkungan binaan, khususnya pada sektor bangunan gedung. Penunjukan ini merupakan bagian dari proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), sebuah kolaborasi bilateral antara Indonesia dan Jerman yang bertujuan mempercepat transisi energi di kawasan perkotaan melalui penguatan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan.

Dalam pelaksanaannya, proyek SETI difokuskan pada bangunan-bangunan di kawasan urban seperti perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, serta gedung milik pemerintah. Langkah ini sejalan dengan agenda nasional menuju net zero emission yang membutuhkan transformasi struktural di sektor konsumsi energi terbesar, termasuk di sektor bangunan.

Batam dipilih berdasarkan sejumlah pertimbangan strategis, antara lain kapasitas sumber daya manusia, tingkat konsumsi listrik yang tinggi, dan ketersediaan potensi energi terbarukan. Kota ini juga dinilai memiliki inisiatif pembangunan berkelanjutan yang sudah berjalan dan prospek pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menjadikannya tempat ideal untuk model pengembangan lingkungan binaan rendah karbon.

Melalui proyek SETI yang berlangsung dari 2023 hingga 2028, pemerintah berharap pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor bangunan bisa dicapai lewat penerapan teknologi efisiensi energi dan penggunaan sumber energi alternatif seperti tenaga surya. Upaya ini mencakup tahap perencanaan strategi, pelaksanaan proyek percontohan, hingga penguatan kebijakan lokal yang mendukung dekarbonisasi.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan penerapan energi terbarukan tidak hanya menjadi komitmen lingkungan, tetapi juga pendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pengembangan sektor ini berpotensi membuka lapangan kerja baru di bidang energi hijau, menarik investasi berkelanjutan, dan memperluas akses energi terjangkau bagi masyarakat.

Keterlibatan Batam sebagai kota pertama di Pulau Sumatra dalam proyek ini menjadi momentum penting. Berdasarkan data konsorsium SETI, Batam memiliki lebih dari 269 ribu bangunan gedung, yang sebagian besar merupakan bangunan residensial. Artinya, potensi transformasi pada skala masyarakat sangat besar, terutama dalam membangun kesadaran energi dan efisiensi di tingkat rumah tangga.

Pemerintah kota diharapkan mampu memanfaatkan proyek ini untuk merancang kebijakan berbasis data, menerapkan standar bangunan ramah lingkungan, dan membangun kemitraan strategis lintas sektor. Dengan bekal dukungan dari pemerintah pusat dan mitra internasional, Batam berpeluang besar menjadi pelopor kota berkelanjutan yang tak hanya efisien secara energi, tetapi juga inklusif dan adaptif terhadap tantangan iklim masa depan.(*/edi)

Kategori :