Pelestarian Alam Jadi Kunci Mitigasi, Gubernur Mirza Tegaskan Usai Banjir

Sabtu 13 Sep 2025 - 17:57 WIB
Reporter : Nopriadi

RADARLAMPUNG.CO.ID – Banjir dan tanah longsor yang melanda Pesisir Barat dan Lampung Barat pada awal pekan ini kembali menegaskan rapuhnya ekosistem di wilayah Lampung. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menekankan bahwa bencana ini tidak bisa dilepaskan dari kondisi lingkungan yang kian tertekan.

Peristiwa banjir di Kecamatan Pesisir Tengah, Pesisir Barat, pada 8 September 2025, dan banjir serta longsor di Kecamatan Suoh, Lampung Barat, pada 10 September 2025, menurutnya menjadi peringatan serius bagi semua pihak. Pemerintah provinsi, kata Mirza, telah berupaya melakukan mitigasi sejak awal, terutama melalui pencegahan perusakan kawasan hutan.

Hutan lindung, taman nasional, dan kawasan konservasi lain disebut sebagai benteng utama yang menjaga keseimbangan alam. Kerusakan di kawasan itu akan berdampak langsung pada masyarakat di sekitarnya. “Alam harus tetap dijaga sebagaimana mestinya. Itulah kunci utama mitigasi bencana,” tegas Mirza di Balai Keratun, Kamis (11/9/2025).

Ia menyebut, bencana yang terjadi pekan ini merupakan kejadian besar pertama di wilayah tersebut. Karena itu, koordinasi lintas sektor harus diperkuat agar peristiwa serupa tidak kembali terulang. Pemerintah provinsi juga mendorong partisipasi masyarakat untuk lebih aktif menjaga lingkungan.

“Kerjasama semua pihak mutlak diperlukan. Tanpa itu, mitigasi hanya akan berjalan di atas kertas,” ujarnya.

Tragedi banjir dan longsor yang baru saja terjadi, menurut Mirza, menjadi momentum untuk meneguhkan kembali pentingnya pelestarian alam sebagai langkah nyata menghadapi krisis iklim dan kerusakan lingkungan. (*/nopri)

Kategori :