LUMBOKSEMINUNG - Tanaman buah alpukat Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat yang telah resmi mengantongi sertifikat tanda daftar varietas lokal atau resmi menjadi milik produk asli Kabupaten Lampung Barat, diharapkan dapat menembus pasar nasional.
Hal demikian disampaikan Kepala Balai Pelaksana Penyuluh (BPP) Lumbokseminung, Mat Tamrin dengan mendorong petani maupun penyalur untuk terus memperluas jangkauan pasar.
“Tahun lalu kita sudah menerima sertifikat sebagai variestas buah lokal, artinya dengan adanya sertifikat itu alpukat kita ini tidak dapat diakui daerah lain, tentunya ini menjadi motivasi untuk kita terus meningkatkan produksi baik itu bibit tanaman maupun buahnya serta terus memperluas jangkauan pasarnya agar dapat menembus pasar nasional,” terangnya,
Ia menjelaskan bahwa buah alpukat Lumbokseminung telah dikenal dengan kualitas buahnya yang baik. Menurutnya, alpukat tersebut memiliki rasa yang berbeda dibandingkan hadil produksi daerah lain sebab lokasi penanaman dan faktor cuaca menjadi penentu.
“Mungkin sebagian besar masyarakat Lampung Barat sudah tahu akan kualitas buah alpukat Sukabanjar ini, dan kami pun sudah banyak memproduksi dan menjual bibitnya ke sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Suoh, Bandarnegeri Suoh serta beberapa kecamatan lainnya, dan hasilnya memang sangat baik karena wilayah sasaran memang merupakan daerah dengan suhu panas sama seperti Lumbokseminung,” paparnya
Selain aktif memproduksi bibit tanaman, sejak tahun 2020 lalu hingga kini, usaha yang digeluti oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia itu juga telah mendistribusikan puluhan ton biji buah alpukat untuk dikembangkan menjadi bibit di Kota Metro.
“Jadi selain bibit, kita juga mendistribusikan biji dari buah alpukat Lumbokseminung untuk dikembangkan di daerah Metro, sehingga dari segi kualitas memang tidak diragukan lagi,” kata dia.
Untuk itu, dengan telah mengantongi sertifikat variestas lokal tersebut, tentunya dapat memacu semangat KWT untuk terus mengembangkan usaha pembibitan yang diharapkan kedepan pemasaran dapat tembus ke skala nasional. (*)