BATUBRAK - Puluhan warga dan aparatur Pekon Kembahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat melaksanakan gotong royong menormalisasi drainase yang di jalan nasional wilayah setempat.
Upaya tersebut dilakukan untuk menanggulangi masalah banjir yang sering terjadi saat hujan akibat tidak berfungsinya saluran drainase akibat tertutup tanah.
Gotong royong di pimpin Camat Batubrak Ruspel Gultom, Pj Peratin Kembahang Samsi beserta aparatur pekon serta puluhan warga.
Ruspel Gultom mengatakan, gotong royong dilaksanakan sebagai tindaklajut banyaknya keluhan warga, karena ketika hujan air yang membanjiri jalan nasional masuk ke pemukiman warga.
“Kegiatan dilakukan sebagai langkah untuk menjawab keluhan masyarakat yang sering terdampak banjir karena tidak berfungsinya saluran drianase akibat tertimbun tanah. Sehingga gotong royong dilakukan dengan menggali ulang siring sekaligus nantinya akan dibuatkan gorong-gorong,” ujarnya.
Kendati demikian, terus Ruspel, selain telah ada upaya gotong royong dari warga, pihaknya tetap berharap ada penanganan lebih lanjut dari pihak pelaksana jalan nasional, yakni dengan membangun saluran drainase secara permanen serta dukungan fisik lainnya.
“Drainase dan gorong-gorong yang dibuat ini bersifat swadaya masyarakat, sehingga agar lebih maksimal tentu harus ada upaya lebih lanjut dari pengelola jalan nasional, yang secara teknis penanganan dari mereka akan lebih maksimal agar pemukiman warga benar-benar terbebas dari banjir,” harapnya.
Diberitakan sebelumnya, meningkatnya curah hujan yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat mengakibatkan sejumlah rumah di Pemangku Simpang Tengah, Pekon Kembahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat terdampak banjir akibat luapan air dari jalan nasional di wilayah tersebut.
Menurut warga banjir sudah sering terjadi, yang disebabkan olej saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik.
“Kami masih menantikan solusi dari pemerintah, karena setiap hujan deras setidaknya ada 30 rumah warga yang mengalami banjir akibat luapan air dari drainase di jalan nasional. Kondisi ini sudah terjadi dalam waktu 3 tahun terakhir,” ucap Feri salah seorang warga di Pemangku Simpang Tengah, Pekon Kembahang.
Dia mengatakan, selama ini saluran drainase yang di buat secara swadaya oleh warga setempat belum bisa menampung derasnya air yang terbuang dari sepanjang turunan di Pemangku Teratas.
“Ketika banjir ketinggian genangan air bisa mencapai sekitar 50 centimeter dan itu berdampak pada kerugian materil seperti kerusakan perabotan rumah tangga dan alat elektronik,” pungkas dia. *