Jalan Menuju SMKN Batuketulis Masih Sulit, Mobilitas Guru dan Siswa Kerap Terhambat

Minggu 14 Jul 2024 - 22:42 WIB
Reporter : Edi
Editor : lusiana

BATUKETULIS - Pembangunan infrastruktur jalan yang seringkali di klaim pemerintah sudah dibangun secara merata di Kabupaten Lampung Barat sepertinya masih jauh dari harapan masyarakat. 

Ternyata ketersediaan jalan yang mulus, aman serta nyaman untuk dilalui baru sebatas keinginan yang belum terjawab. Hal itulah yang dirasakan para peserta didik SMK Negeri 1 Batuketulis.

Hingga kini peserta didik di wilayah itu masih dihadapkan dengan persoalan rusaknya jalan sepanjang 2 kilometer yang belum juga ditangani pemerintah. Padahal kondisi itu sering kali membuat aktifitas belajar mengajar siswa terganggu.

Saat dikonfirmasi, Pj Peratin Bakhu Aruman mengamini kondisi tersebut. Secara administrasi jalan itu masuk ke wilayah Pekon Bakhu, hanya saja statusnya merupakan jalan kabupaten sehingga penanganan menjadi kewenangan Pemkab Lambar.

Ia juga tak menampik rusaknya jalan yang menjadi akses pendidikan bagi peserta didik SMKN Batuketulis itu sudah seringkali dikeluhkan oleh masyarakat terutama kalangan orang tua peserta didik. Hanya saja pihaknya mengaku tidak dapat berbuat banyak dan hanya sebatas menyampaikan usulan.

“Iya kondisinya rusak, dulunya pernah dibangun tapi udah rusak lagi. Sekarang aspalnya sudah habis tergerus air dan menyisakan bebatuan yang tidak nyaman saat dilewati. Akibat kondisi itu banyak pelajar SMK yang lebih memilih memutar melewati Pekon Wayngison untuk bisa sampai ke sekolah,” ujarnya.

Sementara jalan alternatif yang diambil, kata Aruman, masih tanah ketika hujan sangat licin dan tidak jarang banyak pelajar yang terjatuh dari sepeda motor sehingga tidak jadi berangkat ke sekolah.

“Jadi kondisi jalan itu betul-betul membutuhkan perhatian, dan terakhir saat ada kunjungan kerja DPRD ke Batuketulis beberapa waktu lalu sempat kami ajukan langsung ke Ketua DPRD Lambar dengan harapan bisa menjadi prioritas,” imbuhnya.

Dia juga menambahkan, alasan pentingnya pembangunan jalan itu karena statusnya bukannya menjadi akses pendidikan melainkan juga menjadi jalan produksi bagi masyarakat dan petani 

Sementara itu, Raswan salah satu warga setempat mengaku perihatin dengan kondisi jalan tersebut. Sebab siswa hanya dihadapkan dua pilihan, yaitu melewati jalan rusak atau memilih melintasi jalan tanah yang ketika hujan berlumpur.

“Siswa nyaris tidak ada pilihan, mau lewat jalan bebatuan yang membahayakan atau harus melewati jalan tanah yang licin. Untuk itu, kami berharap perbaikan atau peningkatan jalan-jalan utama menuju sekolah ini harus menjadi prioritas,” pintanya

Terserah, kata Raswan, apakah dianggarkan atau tidak, jika kondisi jalan sudah mengalami kerusakan sekolah apalagi sampai membuat proses belajar mengajar terganggu pemerintah harus mengambil kebijakan dengan cara memperbaikinya. *

 

 

Kategori :