BALIKBUKIT - Upaya pengendalian sampah produksi rumah tangga yang bertahun-tahun terus menjadi persoalan di Pekon Watas, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) tahun ini akan terselesaikan.
Itu, setelah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat dalam waktu dekat akan segera mengalokasikan bantuan kontainer sampah yang menjadi tempat penampungan sementara di wilayah tersebut.
Peratin Watas, Mirwan Atmaja mengatakan, hari ini Rabu 24 Juli 2024 pihaknya mendapat kabar baik, usulan pengadaan kontainer sampah pada awal tahun 2024 lalu telah diakomodir dan akan disalurkan DLH dalam waktu dekat.
“Diakomodirnya usulan ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat Pekon Watas yang selama ini mengeluhkan tidak adanya tempat penampungan sampah sementara sehingga sulit untuk menjaga kebersihan lingkungan,” kata Mirwan.
Menyusul adanya bantuan kontainer sampah tersebut, terus Mirwan, pihaknya akan melakukan pembahasan lebih lanjut untuk menerapkan sistem retribusi guna mendukung jalannya pengelolaan dan pengendalian sampah di wilayah tersebut.
“Supaya pengelolaanya berjalan, kita akan tarik retribusi yang sifatnya sukarela setiap hari, misalnya nanti akan kita sediakan tempat plastik menaruh uang, dan disitu masyarakat dibebaskan untuk memberi berapa setiap harinya saat pekerja pengambilan sampah. Karena kalau harus di patok perbulan kami khawatir itu justru memberatkan,” kata dia
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa selain dukungan kontainer sampah tahun ini melalui dana desa (DD) pihaknya menganggarkan 180 unit tong sampah yang akan ditempatkan di sepanjang jalan protokol dan disebar keseluruh pemangku di pekon setempat.
“180 unit tong sampah berbahan drum itu akan ditempatkan secara merata di setiap protokol di sebar keseluruh pemangku agar sampah produksi rumah tangga tidak mencemari lingkungan, dan setiap harinya akan kita angkut,” kata dia.
Disamping meminta agar masyarakat membuang sampah ditempat yang telah disediakan, pihaknya juga minta masyarakat agar memilah sampah berdasarkan jenisnya, seperti sampah plastik yang nantinya masih bisa di olah dan di daur ulang sehingga bernilai ekonomis dan menjadi salah satu PAD pekon. (edi/lusiana)