Gedung Eks SMA Kebun Tebu dan Puskesmas Air Hitam Terbengkalai, Pemerintah Pekon Berharap Bisa Pinjam Pakai

TERBENGKALAI: Bangunan gedung eks SMA Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat yang terletak di Pekon Muara Jaya II kondisinya terbengkalai.-Foto Dok---

KEBUNTEBU - Banyaknya aset Pemkab Lampung Barat yang terbengkalai setelah tidak difungsikan lagi, diantaranya  bangunan gedung eks SMA Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang terletak di Pekon  Muara Jaya II.

Selama belasan tahun gedung tersebut dicampakkan dan sudah lama diselimuti rumput hingga atap. Tidak hanya itu, gedung utama eks Puskesmas Kebuntebu dan Air Hitam yang juga kondisinya tidak dirawat.

Atas kondisi yang terjadi sementara bangunan masih berdiri kokoh maka diharapkan tahun ini ada inisiatif Pemkab Lambar untuk dapat digunakan meskipun sifatnya hanya pinjam pakai. Hal itu lantaran aset-aset tersebut kebetulan berada di lingkungan pekon dan pemerintah pekon.

Seperti di Pekon Muarajaya II, Kecamatan Kebuntebu, dan Pekon Semarang Jaya, Kecamatan Air Hitam memanfaatkan eks gedung utama puskesmas diharapkan pemerintah pekon.

Atas harapan itu pemerintah Pekon Muara Jaya II pernah mengusulkan dengan Pemkab Lambar agar bangunan itu dapat dimanfaatkan, bahkan jika diperbolehkan untuk dihibahkan jadi aset pekon. Seperti jadi gedung LHP, atau lainnya.

Namun, Peratin Muarajaya II Ardiyo Pratama Putra menyebut, usulan tersebut belum direspon sehingga sejak itu pekon tidak melakukan langkah lain setidaknya agar bangunan gedung tetap terjaga walaupun tidak difungsikan sebagaimana tujuan awal.

"Karena bangunan sudah lama tidak difungsikan kami memang pernah mengusulkan dengan harapan dihibahkan pemerintah menjadi aset pekon untuk menambah fasilitas pemerintahan pekon. Namun masih ditolak, bahkan meski tidak dihibahkan agar dapat dimanfaatkan guna menjaga fasilitas supaya tidak rusak namun juga tidak mendapatkan respon," sebutnya.

Jadi, kata dia, memang benar kondisi bangunan gedung tersebut tidak ada perawatan sama sekali bahkan untuk upaya pemotongan rumput pun tidak pernah dilakukan.

"Sebetulnya untuk merawat lokasi itu kami pemerintah pekon bersama warga bisa saja melakukan gotong royong.  Tetapi jika itu dilakukan kekhawatiran justru menyalahi sehingga walaupun kami sendiri merasa prihatin tapi kami tidak dapat melakukan apa-apa," jelasnya.

Ardiyo berharap pemerintah dapat melimpahkan pemanfaatan lokasi tersebut kepada beton baik secara pinjam pakai ataupun dihibahkan sebagaimana awalnya dulu lahan itu dibangun berkat hibah dari masyarakat.

Begitu juga di sampaikan Peratin Semarang Jaya Damsiri Ahmad gedung utama eks tidak difungsikan, sehingga berharap jika dapat dimanfaatkan pekon seperti jadi sekretariat LHP dan lainnya. "Dengan difungsikan selain memberikan manfaat bagi pekon, aset juga tidak rusak karena di rawat," tutupnya. (rinto/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan